TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat militer Hari Priyantono mengatakan ada kemungkinan helikopter Bell 412 EP milik TNI Angkatan Darat jatuh di Poso karena ditembak kelompok teroris Santoso. Santoso adalah seorang teroris yang berjaringan luas dan berpusat di Poso, Sulawesi Tengah.
"Itu kalau mau kemungkinan yang sedikit ekstrim," kata Hari saat dihubungi Tempo, Senin, 21 Maret 2016.
Kemungkinan itu muncul karena medan yang dilalui TNI itu ada di wilayah Santoso. "Tapi kan Santoso bukan Al-Qaeda yang berani mengklaim seperti itu."
Selain kemungkinan ditembak teroris, Hari mengatakan ada berbagai kemungkinan lain, semisal kerusakan teknis. "Itu terhitung produksi baru, pembelian 2012. Tapi persoalan teknis mungkin saja," kata Hari.
Oleh sebab itu, kata Hari, investigasi yang dilakukan Mabes TNI sangat diperlukan. Sebabnya kerusakan teknis berkaitan dengan perawatan helikopter dan banyak hal.
Meski demikian, untuk saat ini informasi yang baru ia terima adalah soal cuaca. Sehingga, ia pun tak bisa menyimpulkan kecelakaan itu berasal dari kesalahan manusia.
Beda dengan pesawat komersial, helikopter TNI memang digunakan untuk meninjau medan-medan khusus. Sehingga, seharusnya mereka sudah terlatih untuk menghadapi cuaca yang ekstrem.
Rencananya, Markas Besar TNI akan menginvestigasi penyebab jatuhnya helikopter. Menurut Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Tatang Sulaiman, sejauh ini penyebab kecelakaan karena faktor cuaca.
Sebelumnya, tersiar kabar helikopter jatuh akibat sambaran petir. Kabar lain yang beredar, saat helikopter jatuh terdengar suara tembakan. Ada dugaan helikopter jatuh diserang teroris. Namun, Tatang mengatakan saat peristiwa terjadi, kondisi cuaca memang sedang hujan.
Saat ini tim Pangdam VII Wirabuana tengah memimpin pencarian dan evakuasi terhadap satu korban. Dari 13 korban, 12 orang sudah diidentifikasi dan satu orang, yakni Letnan Satu Cpm Wiradi, masih dalam pencarian.
MAYA AYU PUSPITASARI