TEMPO.CO, Surabaya - Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat mengunjungi Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) di sela-sela konsolidasi kader Partai Demokrat di Surabaya, Sabtu, 19 Maret 2016. Jembatan yang menyambungkan Jawa dengan Madura itu selesai dibangun di era kepemimpinan SBY pada 2009.
Kunjungan SBY ke Suramadu seolah-olah merespons Presiden Joko Widodo yang sehari sebelumnya meninjau proyek Pusat Pelatihan Pendidikan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang di Sentul, Jawa Barat, yang kondisinya terbengkalai.
Menurut Ketua Bidang Organisasi Kader dan Keanggotaan Partai Demokrat Jawa Timur Hartoyo, saat di Suramadu, SBY bercerita kepada beberapa orang soal sejarah pembangunan jembatan sepanjang 5 kilometer itu.
SBY, kata Hartoyo, berkisah bahwa Jembatan Suramadu adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. "Mimpi ada jembatan itu dimulai pada 1960-an, tapi baru ada kajian serius tahun 1980-an," ucap Hartoyo menirukan cerita SBY, Senin, 21 Maret 2016.
SBY, ujar Hartoyo, juga berujar, pada era pemerintahan Presiden Soeharto, kajian tentang pembangunan Jembatan Suramadu kian intensif. Namun rencana mewujudkan Suramadu berantakan karena krisis moneter pada 1997 yang berujung pada kejatuhan Soeharto.
Pembangunan Jembatan Suramadu tidak intens dibahas di era pemerintahan Presiden B.J. Habibie dan Abdurrahman Wahid. Saat era pemerintahan Megawati, kelanjutan pembangunan pun kembali muncul.
Pada 2003, Presiden Megawati memulai ground breaking Suramadu. Ketika peralihan kepemimpinan ke Presiden SBY pada 2004, pembangunan jembatan tersebut sempat terhenti karena beberapa faktor.
Setelah melewati beberapa kendala, termasuk soal jembatan penyambung yang akhirnya dipesan dari Cina pada pertengahan 2009, SBY meresmikan dibukanya Jembatan Suramadu. "Kalau kata Pak SBY, membangun Suramadu butuh proses yang panjang," tutur Hartoyo.
EDWIN FAJERIAL