TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra, mengatakan tidak ingin membawa-bawa isu suku, agama, dan ras antargolongan (SARA) saat berhadapan dengan bakal calon lain, terutama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Saya tidak ingin membawa (isu) SARA karena saya ingin bertempur berhadapan langsung. Saya ini orang yang lebih banyak berargumentasi daripada berbicara soal itu," ujarnya di Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu, 23 Maret 2016.
Ia mengatakan masyarakat menyaksikan Yusril di televisi kerap berdebat dan menyusun satu argumentasi. "Saya bisa mengalahkan orang di pengadilan, sama sekali tidak membawa SARA," ujarnya. "Orang membuat isu SARA mungkin karena memang tidak bisa berdebat, tapi kalau sama saya, saya akan hadapi."
Baca Juga: Yusril Sebut Calon Gubernur DKI dari PDIP Tak Akan Menang
"Saya tidak akan menyerang Pak Ahok karena sukunya, karena agamanya. Tapi saya bisa menyerang Pak Ahok, dan orang bisa saksikan bahwa perdebatan saya itu menyangkut hal-hal yang fundamental tentang Jakarta," ucap Yusril lagi. Ia menyatakan hal yang diperdebatkan adalah masa depan Jakarta.
Yusril berpendapat, kemunculan isu SARA adalah bagian dari propaganda dan kontra propaganda. Bisa saja orang menulis di Internet, seperti Facebook atau lainnya, seolah-olah komentar berbau SARA itu dibuat oleh Yusril atau pendukungnya. "Padahal yang bikin mereka sendiri."
REZKI ALVIONITASARI