TEMPO.CO, Sidoarjo - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjinjing tiga koper diduga penuh berisi alat bukti baru usai menggeledah kantor PT Pembangunan Perumahan di Jalan Raya Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa malam, 29 Maret 2016. Penggeledahan itu terkait dugaan korupsi proyek pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Airlangga, Surabaya.
Penyidik yang berjumlah 15 orang itu melakukan penggeledahan selama sekitar 12 jam dan baru meninggalkan kantor PT Pembangunan Pukul 20.15 WIB. Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, penyidik menggeledah semua ruangan perusahaan pelat merah berlantai tiga tersebut.
Penyidik juga memeriksa satu per satu komputer pegawai dan jajaran direksi. Selain itu mereka juga sempat menyita ponsel para pagawai sebelum kemudian dikembalikan kembali.
Namun, saat keluar, tak satu pun penyidik mau berkomentar terkait hasil penggeledahan tersebut. Mereka terburu-buru memasuki mobil yang sudah terparkir di depan kantor dengan pengawalan enam polisi bersenjata lengkap.
Mereka juga enggan membeberkan rangkaian penggeledahan yang sudah dilakukan tim penyidik selama dua hari terakhir ini di Surabaya. Sebelumnya Senin, 28 Maret 2016, penyidik KPK juga menggeledah kantor Pemuda Pancasila Jawa Timur, kantor dari La Nyalla Mattalitti. Selain sebagai Ketua Umum PSSI dan Ketua Kadin Jawa Timur, dia juga Ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur.
Sebelumnya Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan penggeledahan itu terkait kasus pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Airlangga. Basaria menjelaskan penggeledahan itu dimaksudkan untuk mencari berkas-berkas untuk pengembangan penyidikan. "Penggeledahan nanti mungkin akan dilakukan di beberapa perusahaan," ujarnya.
La Nyalla sendiri pernah diperiksa terkait kasus ini. La Nyalla diperiksa penyidik KPK soal perusahaannya yang memenangi tender pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Airlangga. Perusahaan itu bernama PT Airlangga Tama Nusantara Sakti. Istri La Nyalla, Muchmudah, menjadi komisaris utama di perusahaan tersebut.
Saat itu La Nyalla telah membantah Airlangga Tama menjadi perusahaan kepanjangan tangannya. Dia juga membantah memakai jabatannya sebagai Ketua Kadin Jawa Timur untuk mendapatkan banyak proyek di provinsi itu.
NUR HADI