TEMPO.CO, Yerusalem - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, kendati hingga kini belum ada hubungan diplomatik resmi antara Indonesia dan Israel, negerinya menaruh hormat pada Indonesia. Menurut dia, sudah tiba waktunya bagi kedua negara untuk mengubah relasi yang selama ini terhambat.
“Sudah waktunya ada hubungan formal antara Indonesia dan Israel,” kata Netanyahu kepada beberapa wartawan Indonesia, termasuk Tempo, yang menemuinya di Yerusalem, Senin siang, 28 Maret 2016, waktu setempat atau Senin petang waktu Jakarta. “Saya bahkan punya cukup banyak teman dari Indonesia di Facebook,” dia menambahkan.
Baca Juga:
Dalam pertemuan sekitar 40 menit itu, Netanyahu ditemani empat penasihatnya di bidang media. Ada pula beberapa pejabat dari Kementerian Luar Negeri Israel. Sebelum pertemuan, seorang pejabat itu mengatakan ini adalah kali pertama Netanyahu menerima delegasi wartawan dari luar negeri. “Bahkan wartawan kami di Israel hampir tak pernah diterima langsung oleh Perdana Menteri. Ini menunjukkan betapa pentingnya Indonesia bagi Israel.”
Netanyahu melihat ada banyak peluang kerja sama yang bisa dijalin antara Indonesia dan Israel. Bidang-bidang seperti teknologi air bersih dan pengolahan limbah adalah beberapa kelebihan Israel yang akan bisa bermanfaat bagi Indonesia. “Separuh negeri kami adalah gurun pasir. Hujan pun tak banyak di sini. Namun kami tak kekurangan air, bahkan punya pasokan berlebih bagi tetangga kami,” katanya. “Semua butuh air, begitu pula Indonesia. Kita bisa kerja sama di sana.”
Bidang lain, seperti teknologi informasi dan agrikultur, juga bisa dikembangkan bersama. “Banyak teknologi komunikasi yang kami buat di sini. Begitu pula teknologi pertanian yang akan diperlukan Indonesia,” kata Netanyahu. “Kami mempunyai hubungan sangat baik dengan banyak negara lain di Asia, seperti Cina, India, Jepang, dan Vietnam. Bahkan hubungan kami dengan negara-negara Arab pun berubah. Dengan Afrika, Amerika Latin, dan Rusia juga demikian.”
Dalam pandangan Netanyahu, alasan-alasan yang selama ini menghalangi hubungan formal antara Indonesia dan Israel sudah tak relevan lagi. “Lalu mengapa dengan Indonesia harus berbeda? Sudah waktunya hubungan kita juga berubah.”
Y. TOMI ARYANTO