TEMPO.CO, Jakarta - Peluang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk menjabat dua periode semakin besar. Sigi lembaga survei Charta Politika yang digelar pada 15-20 Maret 2016 menunjukkan Ahok unggul dalam segala hal dibanding para bakal calon pesaingnya.
Dalam survei itu juga terlihat publik Jakarta kian dewasa karena tak menyoal dua minoritas Ahok yang acap jadi momok dalam pemilihan umum: penganut Kristen dan keturunan Tionghoa. Sebanyak 400 responden Charta Politika bahkan tak menyoal gaya bicara Ahok yang meledak-ledak dan sering dicap kasar.
Baca: Survei CSIS: Basuki Ahok Tak Punya Lawan Sebanding
Dalam survei yang dirilis kemarin, tingkat keterpilihan Ahok sebanyak 44,5 persen. Ini angka yang jauh melebihi pesaing terberatnya, mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yusril Ihza Mahendra. Elektabilitas Yusril hanya 7,8 persen.
Begitu juga nama-nama lain yang sudah mendeklarasikan diri berminat menjadi Gubernur Jakarta. Pengusaha Sandiaga Uno dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault masuk hitungan, tapi nilainya jauh di bawah Yusril. “Ahok diuntungkan oleh ketidakpatuhan kader partai,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.
(Lihat video Partai Dukung Ahok, Dua Kader Hanura Hengkang)
Ahok menanggapi dingin hasil sigi itu. “Pemilihan masih jauh,” katanya. Ia justru menilai elektabilitasnya akan terkikis oleh isu rasial. Menurut Ahok, pemilih Jakarta belum bisa menerima kepemimpinan minoritas. “Banyak juga yang tak suka gaya saya memimpin.”
GANGSAR PARIKESIT| LARISSA HUDA