TEMPO.CO, Riyadh - Usai menyerahkan surat kepercayaan kepada Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Iyad Amen Madani, Duta Besar RI untuk Arab Saudi sekaligus Wakil Tetap RI untuk OKI Agus Maftuh Abegebriel menggelar apa yang dia sebut diplomasi perdamaian.
Dubes Maftuh menyambangi sejumlah wakil tetap OKI di Jeddah, antara lain Turki, Duta Besar Salih Mutlu Sen, Duta Besar Mesir untuk OKI, Hatem Abdul Kadir dan Tanzania, Hemedi Iddi Mgaza.
Wakil Tetap Turki untuk OKI, Duta Besar Salih Mutlu Sen menyampaikan dukungan atas berbagai usulan yang disampaikan Indonesia. Termasuk soal pembentukan Contact Group on Peace and Conflict Resolution(CGPCR), sebuah “Jama’ah Diplomatik” yang akan fokus menyuarakan isu-isu perdamaian dan skema penyelesain konflik-konflik di dunia internasional.
Adapun Wakil Tetap Mesir untuk OKI, Hatem Abdul Kadir menyampaikan apresiasi atas keberhasilan penyelenggaraan KTT Luar Biasa OKI di Jakarta pada 6-7 Maret 2016, serta memuji peran aktif Indonesia sebagai tuan rumah.
Selain Turki dan Mesir, Dubes Maftuh juga menggalang dukungan dengan sejumlah negara Afrika.Termasuk dengan Wakil Tetap Tanzania untuk OKI, Hemedi Iddi Mgaza.
Menurut rilis yang diterima Tempo dari Sekretaris Pribadi Dubes Maftuh, Mohammad Asyhadi Ahza, Duta Besar Mgaza pernah mengenyam pendidikan pasca sarjana di Fisipol, UGM Yogyakarta dan sangat dekat dengan budaya Indonesia, bahkan tetap fasih berbahasa Indonesia.
“We are the Pokja,” demikian candaan Dubes Maftuh kepada Dubes Mgaza. Pokja bukanlah kependekan dari kelompok kerja, melainkan kelompok Jogja.
Pertemuan informal dengan Dubes Mgaza berlangsung di Madain Salih, sebuah situs tua 400 km utara Kota Madinah. Pertemuan berlangsung dalam acara kerajaan Arab Saudi untuk menyambut semua duta besar negara-negara sahabat Arab Saudi.
Dengan fasilitas pesawat khusus kerajaan, para duta besar diajak berkunjung ke situs yang disebut-sebut dalam kitab suci Al-Quran terkait dengan sejarah kaum Tsamud. Situs ini sejak 2008 dicatat oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia atau World Heritage Site.
NATALIA SANTI