Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jakarta Makin Tak Ramah bagi Nelayan  

Editor

Bagja

image-gnews
Warga tidur di perahu setelah rumahnya digusur 2 hari lalu di Kampung Akuarium, Luar Batang,  Jakarta Utara, 13 April 2016. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Warga tidur di perahu setelah rumahnya digusur 2 hari lalu di Kampung Akuarium, Luar Batang, Jakarta Utara, 13 April 2016. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta kian tak ramah bagi nelayan, judul berita di halaman Metro Koran Tempo edisi 14 April 2016. Koran itu mengutip data Dinas Kelautan yang menunjukkan jumlah nelayan turun dalam 4 tahun terakhir. Pada 2009, Dinas mencatat ada 12 ribu nelayan di pantai utara. Empat tahun kemudian, jumlahnya tinggal 6.937.

Tahun 2009-2013 merupakan tahun-tahun dimulainya reklamasi Teluk Jakarta. Tujuh perusahaan Agung Sedayu Grup dan Agung Podomoro mulai menimbun pulau A, B, C, D, dan G. Laut pun jadi dangkal. Nelayan kesulitan melaut karena harus berputar dengan ongkos solar kian banyak dan tempat tinggal mereka digusur, seperti di Pasar Ikan, Penjaringan.

Akibat rumah mereka digusur pada Senin lalu, ratusan penduduk kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, memilih tinggal di perahu kayu yang diparkir di Pelabuhan Sunda Kelapa.

BACA: 269 Keluarga Pasar Ikan Pindah ke Rumah Susun

Muhammad sudah dua malam tidur di tongkang kecil yang panjangnya tak lebih dari 10 meter. Ia berdesak-desakan dengan istri, dua anak, dan dua keluarga tetangganya berjumlah tujuh orang. Total sebelas orang hidup di perahu itu dan berhimpitan dengan barang-barang dari rumah mereka, seperti kulkas, peralatan dapur, dan lemari. "Ahok lupa sama nelayan," kata Muhammad, 31, kepada Tempo sambil memungut besi bekas sisa pondasi rumahnya, kemarin.

Muhammad menjadi nelayan sejak umur 12. Begitu pula ayah dan kakeknya. Tiga generasi melaut, tapi mereka tak kunjung punya uang untuk memiliki kapal sendiri. Tongkang, yang saat ini jadi rumah Muhammad, adalah milik seorang bos dari Kemayoran.

Rumahnya di RT 02/04. Lulusan SMP ini membayar pajak bumi dan bangunan senilai Rp 23 ribu untuk rumah dua lantai semi permanen dengan luas tiap lantai 5 x 4 meter.

BACA: Rumah Susun untuk Warga Gusuran Pasar Ikan Belum Siap

Lurah Penjaringan menilai, Muhammad berhak mendapat sebuah unit di Rumah Susun Rawa Bebek, Jakarta Timur. Tapi Muhammad menolak. "Kejauhan," katanya. Ia harus menjaga kapal itu agar tak terendam atau mesinnya dicuri. Gaji jaga kapal Rp 300 ribu sebulan. Bila melaut, keuntungannya harus dibagi 30:70 dengan pemilik kapal.

Ada sekitar 20 perahu tongkang di area itu. Satu perahu diisi 2-3 keluarga. Kebanyakan, kata Muhammad, absen melaut sejak sebulan terakhir karena khawatir digusur. Kini mereka hidup di atas laut tanpa akses air bersih. "Air buat masak beli jeriken. Kalau mandi di Mesjid Luar Batang," kata Acho Hidayat, salah satu nelayan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Susana Melia, 14, sudah seminggu absen sekolah. Anak nelayan Pasar Ikan itu akan mengikuti ujian nasional SMP pertengahan Mei. "Mau sekolah susah, kepikiran rumah terus," katanya. Susana sekolah di SMP Al-Fatah, Pluit, Jakarta Utara.

Ibu Susana, Sri Rahayu, tak tahu sampai kapan akan tinggal di perahu. Tak ada uang untuk mengontrak rumah di Luar Batang, pemukiman di sekitar mesjid yang tak digusur, karena biayanya Rp 500-900 ribu per bulan.

BACA: Penggusuran Pasar Ikan Ricuh, Ahok Serahkan kepada Aparat

Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi tak bisa berbuat banyak bila nelayan menolak tinggal di rumah susun. "Kami mau cari unit yang kosong di Muara Baru atau di Kapuk Muara untuk mereka," kata Rustam. Kedua rumah susun itu dekat laut sehingga bisa digunakan sekaligus untuk memarkir perahu.

Dari 1.728 keluarga yang digusur dari Pasar Ikan, 197 di antaranya nelayan. Sisanya memburuh dan berdagang. Camat Penjaringan Abdul Khalit mengatakan orang seperti Muhammad hanya beberapa. "Nelayan lain banyak, kok, yang mau tinggal di Rumah Susun Marunda," katanya.

Gubernur Basuki Tjahaja Purnama berniat memindahkan nelayan dari pesisir Jakarta ke Kepulauan Seribu. Ia akan membangun rumah susun di sana. Di Kepulauan Seribu, kata dia, nelayan mudah mencari ikan dibanding di Teluk Jakarta yang sudah tercemar.

Muhammad menolak ide itu. "Di darat saja lupa sama kami, apalagi di pulau," katanya. Bukan tak mungkin Jakarta akan kehilangan nelayan.

INDRI MAULIDAR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

9 hari lalu

Suasana pembangunan istana presiden Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin, 12 Februari 2024. Sekretaris Otorita IKN Achmad Jaka Santos mengatakan bahwa saat ini progres pembangunan istana presiden di IKN telah mencapai 54 persen dan diproyeksi siap digunakan untuk menggelar Upacara Kemerdekaan RI ke-79 pada 17 Agustus 2024 mendatang. ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga
Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Penjelasan Ombudsman Kalimatan Timur soal pelaporan Jatam perihal surat OIKN kepada masyarakat Sepaku.


JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

11 hari lalu

Foto udara suasana proyek pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara, Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 23 Februari 2023. Pembangunan 36 Rumah Tapak Jabatan Menteri tersebut tengah memasuki tahap pematangan lahan dan ditargetkan rampung pada Juni 2024 sebagai salah satu persiapan untuk penyelenggaraan upacara bendera Hari Kemerdekaan RI di IKN Nusantara. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM Kalimantan Timur melaporkan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ke Ombudsman


Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

18 hari lalu

Thomas Umbu Pati. antaranews.com
Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

Otorita IKN telah bertemu dengan Komnas HAM membahas soal polemik penggusuran rumah warga Sepaku


Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

20 hari lalu

Desain rumah dinas menteri di IKN (Dok.PUPR)
Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

OIKN mengadakan pertemuan dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) terkait penataan kawasan di wilayah Sepaku dekat IKN


Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

28 hari lalu

Jakarta Banjir, Heru Budi Minta Maaf: Mohon Dimaklumi
Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.


Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

28 hari lalu

Terdakwa kasus tindak pidana penodaan agama Panji Gumilang (tengah kemeja kuning) saat hendak meninggalkan ruang persidangan di Pengadilan Negeri Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 20 Maret 2024. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.


Ramai Kabar Penggusuran, Otorita IKN Datangi Warga Desa Bukit Raya Sepaku

29 hari lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Ramai Kabar Penggusuran, Otorita IKN Datangi Warga Desa Bukit Raya Sepaku

Otorita IKN mendatangi warga Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Otorita IKN menyebut kedatangannya sebagai ajang silaturahmi antara pemerintah dan warga di bulan Ramadan.


Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

31 hari lalu

Kondisi terkini Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie di Palu, Sulawesi Tengah, yang terdampak gempa dan tsunami. Pagi ini, Rabu, 10 Oktober 2018, bandara itu sudah beroperasi kembali dan didarati pesaeat komersial. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

Dalam waktu dekat Presiden Jokowi bakal meresmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, setelah direkonstrasi usai terdampak Gempa Palu pada 2018.


Disebut Kirim Surat Peringatan Agar Warga di IKN Berhenti Garap Lahan, Ini Penjelasan Badan Bank Tanah

33 hari lalu

Foto udara pemukiman warga adat Suku Balik yang berdekatan dengan proyek pembangunan IKN di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, 6 Maret 2023. REUTERS/Willy Kurniawan
Disebut Kirim Surat Peringatan Agar Warga di IKN Berhenti Garap Lahan, Ini Penjelasan Badan Bank Tanah

Syafran membantah Badan Bank Tanah berupaya menggusur warga Penajam Paser Utara demi kepentingan Ibu Kota Nusantara (IKN).


Terkini Bisnis: Penjelasan NGO dan OIKN Atas Sengkarut 'Penggusuran' Warga, Bos Lion Group Angkat Bicara

33 hari lalu

Foto udara pemukiman warga adat Suku Balik yang berdekatan dengan proyek pembangunan IKN di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, 6 Maret 2023. REUTERS/Willy Kurniawan
Terkini Bisnis: Penjelasan NGO dan OIKN Atas Sengkarut 'Penggusuran' Warga, Bos Lion Group Angkat Bicara

Berita terkini ekonomi bisnis hingga Kamis sore ini antara lain 'penggusuran' warga RT 05 Pemaluan, Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.