TEMPO.CO, Jakarta - Yayat, 50 tahun, mengangkat karung putih berisi potongan-potongan besi, Jumat, 15 April 2016. Karung itu ia letakkan di timbangan milik Andi. "Dua puluh dua kilo," kata Andi sambil melihat alat pengukur berat. Sejak pagi, Yayat mengumpulkan besi di area penggusuran Pasar Ikan Luar Batang dan sekitarnya, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. Hingga siang, Yayat mengumpulkan besi 59 kilogram. Ia pun langsung menjualnya kepada Andi.
Besi-besi panjang itu adalah bagian dari rumah-rumah yang dirobohkan ekskavator pada Senin, 11 April 2016. Yayat memakai “senjata” palu bodem. Selain Yayat, puluhan orang lain yang terdiri atas warga dan pemulung mengumpulkan besi di sana.
Sebagai contoh, puing bangunan yang terdiri atas beton dan besi tergeletak di atas tumpukan puing lain, berukuran sekitar 2 x 3 meter. Belasan orang memisahkan besi dari beton itu. Alat yang mereka gunakan seperti palu bodem dan gergaji.
Yayat mengaku sehari-hari memang bekerja sebagai pemulung. Ia juga membeli barang rongsokan. Di lahan bekas penggusuran, ia bisa leluasa memunguti besi dan barang bekas lain. Sebelum di Pasar Ikan, ia memulung di Kalijodo. "Selama sebulan, kira-kira saya kumpulkan enam kuintal besi," ujar Yayat, yang bekerja jual-beli rongsokan sejak 1981.
Sementara itu, Andi berinisiatif membawa timbangannya ke Pasar Ikan, supaya pemulung yang menjual besi kepadanya tak susah payah mengangkut barang itu. Pemulung juga bisa langsung mengambil uangnya. "Besi ini mau dibawa ke pabrik untuk diolah lagi menjadi bahan bangunan," ucapnya kepada Tempo. Besi itu dihargai Rp 2.100 per kilogram. "Hari ini pertama kali kami di sini."
Sementara itu, pemulung lain berpencar memunguti barang lain. Sekitar 30 gerobak milik pemulung berjejer di tepi jalan di dekat Museum Bahari.
Salah satunya gerobak milik Yanto Sugesti, 40 tahun. Ia tinggal di Jembatan Besi, Penjaringan. "Saya di sini sejak hari pertama penggusuran," tuturnya. Setiap hari, ia memulung di Pasar Ikan sejak pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.
Gerobaknya penuh oleh besi, kayu, mainan rongsokan, dan botol bekas. "Nanti mau ditimbang di lapak jual-beli rongsokan," kata Yanto. Penghasilannya di Pasar Ikan sebesar Rp 130-250 ribu per hari. Yanto juga pernah memulung di Kalijodo selama 12 hari.
REZKI ALVIONITASARI