Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Film

Ini Puisi Lengkap yang Dibacakan Rangga di AADC 2  

Aan Mansyur membacakan puisi lengkap berjudul Batas yang pernah dibacakan Rangga dalam trailer AADC 2.

15 April 2016 | 08.50 WIB

Pemeran utama film Ada Apa Dengan Cinta 2, Nicholas Saputra sebagai Rangga dan Dian Sastrowardoyo sebagai Cinta menghadiri konfrensi pers di Jakarta, 15 Februari 2016. Berbeda dengan AADC pertama, sekuel Ada Apa Dengan Cinta kedua memperlihatkan perasaan
Perbesar
Pemeran utama film Ada Apa Dengan Cinta 2, Nicholas Saputra sebagai Rangga dan Dian Sastrowardoyo sebagai Cinta menghadiri konfrensi pers di Jakarta, 15 Februari 2016. Berbeda dengan AADC pertama, sekuel Ada Apa Dengan Cinta kedua memperlihatkan perasaan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Masih ingat kutipan puisi yang dibacakan Rangga dalam teaser Ada Apa dengan Cinta 2 yang rilis pertama kali pertengahan Desember lalu? Kutipan puisi tersebut rupanya dipetik dari sebuah puisi karya Aan Mansyur, sastrawan dari Makasar, berjudul Batas.

Puisi tersebut masuk buku kumpulan puisi Tidak Ada New York Hari Ini, yang akan diluncurkan bertepatan dengan pemutaran perdana AADC 2. Dalam sebuah temu acara, Aan sempat bercerita tentang proses kreatifnya menulis sebanyak 31 puisi, yang terinspirasi dari naskah film AADC 2, yang diserahkan Mira Lesmana kepadanya.

Nyaris setahun Aan menulis puisi-puisi tersebut setelah resmi dilamar Mira untuk terlibat dalam proyek kreatif ini, tepatnya 15 April 2015. “Bahagia, tapi khawatir dan takut,” ujar Aan. Alasannya, di AADC pertama, sosok Chairil Anwar begitu kuat hadir. Bukan puisinya, tapi karakternya yang merasuk dalam sosok Rangga. Banyak riset dilakukannya agar dapat membuat puisi-puisi yang tepat untuk mengisi ruang-ruang dalam film, yang dilanjutkan kisahnya setelah 14 tahun berlalu itu.

Terkait dengan puisi Batas, Aan mengatakan manusia ini sejatinya terbelah. Ada di satu tempat secara fisik, tapi jiwa tak ada di tempat yang sama dalam waktu berbarengan. Setidaknya, hal itu menjelma dalam sosok Rangga yang berupaya ada secara fisik di New York, tapi sama sekali tak hadir di sana. Berikut ini bait lengkap puisi Batas yang sempat dibacakan Aan pada Kamis malam, 14 April 2016.


Batas

Semua perihal diciptakan sebagai batas

Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain

Hari ini membelah membatasi besok dan kemarin

Besok batas hari ini dan lusa

jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota,

bilik penjara, dan kantor wali kota, juga rumahku dan seluruh tempat di mana pernah ada kita

Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta

Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi dipisahkan kata

begitu pula rindu. Antara pulau dan seorang petualang yang gila

Seperti penjahat dan kebaikan dihalang ruang dan undang-undang

Seorang ayah membelah anak dari ibunya dan sebaliknya

Atau senyummu dinding di antara aku dan ketidakwarasan

Persis segelas kopi tanpa gula pejamkan mimpi dari tidur

Apa kabar hari ini?

Lihat tanda tanya itu jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi

AISHA SHAIDRA




Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aisha Shaidra

Aisha Shaidra

Bergabung di Tempo sejak April 2013. Menulis gaya hidup dan tokoh untuk Koran Tempo dan Tempo.co. Kini, meliput isu ekonomi dan bisnis di majalah Tempo. Bagian dari tim penulis liputan “Jalan Pedang Dai Kampung” yang meraih penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Lulusan Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus