TEMPO.CO, Jakarta - Paus Francis telah kembali ke Vatikan dari kunjungannya ke sebuah perkemahan pengungsi di Lesbos, Yunani, dengan membawa 12 orang migran asal Suriah. Orang-orang yang ia bawa itu meliputi tiga keluarga muslim termasuk 6 anak. Mereka kehilangan rumah mereka akibat peristiwa pengeboman selama perang Suriah.
Menurut juru bicara Vatikan, saat ini ribuan migran terjebak di Lesbos setelah bulan lalu Uni Eropa-Turki membuat kesepakatan untuk mengurangi arus. Mereka berbondong-bondong meninggalkan Lesbos sebelum kesepakatan itu resmi dilaksanakan. Mereka dilaporkan akan dipilih dan dicari komunitas Saint'Egidio untuk kegiatan amal mereka.
Berdasarkan perjanjian Uni Eropa-Turki, kaum migran yang berangkat dari Turki dan secara ilegal mendatangi Yunani setelah 20 Maret akan dideportasi, kecuali mereka berhasil mengklaim suaka. Sebagai imbalannya, setiap warga Suriah yang kembali ke Turki, Uni Eropa akan mengambil lagi warga Suriah langsung dari Turki.
Paus Francis sebelumnya mengatakan kepada kaum migran yang tinggal di tenda-tenda Moria, di mana beberapa dari mereka akan dikembalikan lagi. "Anda tidak sendiri," ujar Paus kepada mereka. Sekitar 3.000 orang kini tertahan di perkemahan Lesbos, dan beberapa diantaranta berbaris di jalan-jalan dengan membawa spanduk untuk memohon bantuan ketika Paus tiba.
Dalam sambutannya, paus mengakui adanya pengorbanan besar yang telah dilakukan orang-orang dalam perkemahan itu. Dan ia ingin agar perhatian dunia tertuju pada kuburan krisis kemanusiaan itu.
Baca: Paus ke Kamp Pengungsi di Yunani: Ini Bencana Kemanusiaan
"Jangan putus harapan. Hadiah terbesar yang bisa kita berikan satu sama lain adalah cinta," kata Paus Francis kepada para migran Suriah di perkampungan Lesbos. Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras yang juga bertemu dengan Paus mengatakan bahwa kunjungan itu telah melampaui batas Yunani dan Eropa. Vatikan telah menekankan bahwa kunjungan Paus adalah murni untuk kemanusiaan dan keyakinan, dan tidak seharusnya dilihat sebagai kritikan atas deportasi.
Pada September tahun lalu Paus menyediakan ruangan di apartemen di Vatikan untuk dua keluarga pengungsi. Ia mendesak umat katolik di seluruh eropa untuk berperan dalam menyelesaikan krisis. Dia juga mengunjungi pulau Lampedusa di Italia pada 2013 untuk menunjukkan dukungan serupa bagi para migran setelah puluhan dari mereka tewas.
Kedatangan kaum migran di Yunani berkurang signifikan tahun ini menyusul penutupan perbatasan dan pengumuman kesepakatan Uni-Eropa-Turki. Menurut Organisasi Internasional untuk Imigrasi (IOM) hingga 13 April, kedatangan migran ke Yunani 76 persen lebih rendah dari minggu sebelumnya, meski dalam periode yang sama, kedatangan mereka ke Italia naik pesat 173 persen dari minggu sebelumnya.
DATA:
Jumlah kaum migran di Lesbos, Yunani
Kaum Migran yang telah sampai di Lesbos tahun ini: 89.443 orang
Sebanyak 4.142 orang masih berada di Lesbos
Sebanyak 3.060 telah ditangani dan mendapatkan fasilitas di Moria.
Sebanyak 665 berada di Kara Tepe, fasilitas terbuka untuk kasus rentan,
Sebanyak 3.528 migran di Lesbos telah menyatakan keinginan untuk memperoleh suaka di Yunani.
Sumber: UN & Greek Police 14 April
BBC | DESTRIANITA K