TEMPO.CO, Bekasi - Sejumlah sopir bus antar-kota antar-provinsi (AKAP) di Kota Bekasi, Jawa Barat, mengeluh sejak dioperasikannya Transjakarta ke wilayah itu sejak Senin, 25 April 2016. Sebab, trayek mereka bersinggungan, sehingga jumlah penumpang mereka turun drastis.
"Penumpang beralih ke Transjakarta," kata sopir bus Mayasari Bhakti rute Terminal Bekasi-Grogol, Tatang, 40 tahun, Rabu, 27 April 2016.
Tatang menuturkan, sebelum ada bus Transjakarta masuk, setiap hari ia bisa mendapatkan penghasilan bersih Rp 130-150 ribu sehari, tapi sudah dua hari ini pendapatannya tak lebih dari Rp 50 ribu.
Tatang mengaku, sebelumnya setiap berangkat dari Terminal Bekasi sampai depan gerbang jalan tol Bekasi Timur, sudah mendapatkan penumpang sekitar 30-40 orang. Namun, kini jumlah penumpang menurun hingga 50 persen lebih. "Sekarang nyaris 20 penumpang saja susah," kata Tatang. "Penumpang tujuan Tomang dan Slipi yang biasanya naik bus P 29, kini beralih ke Transjakarta."
Sejumlah sopir Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) rute Bekasi-Bundaran Hotel Indonesia juga mengeluh. Sebab, penumpangnya beralih ke Transjakarta karena tarif yang ditentukan jauh lebih murah dibanding dengan APTB, selisihnya Rp 6.500. "Kehadiran Transjakarta ini membunuh secara tidak langsung," kata seorang sopir, Edi Hutasoit.
Baca Juga:
Menurut dia, di APTB dia harus mengejar setoran. Pendapatan dari penumpang Rp 1 juta, maka ia mendapatkan komisi Rp 60 ribu. Namun, sejak adanya Transjakarta dengan tujuan yang sama, target setoran tersebut sulit tercapai, karena banyak penumpangnya beralih ke Transjakarta.
Ketua Organisasi Angkutan Darat Kota Bekasi Hotman Pane mengatakan perpanjangan bus Transjakarta sampai ke wilayahnya merupakan program pemerintah pusat untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Oleh karena itu, pihaknya tak dapat berbuat banyak. "Mau tidak mau kami harus mendukung," ujarnya.
Seperti diketahui, bus Transjakarta mulai uji coba tiga rute sejak Senin lalu. Adapun, tiga rute itu di antaranya Bekasi Timur-Grogol (start di Terminal Bekasi), Bekasi MM-Bundaran HI (start di shelter gerbang jalan tol Bekasi Barat), dan Bekasi MM-Tanjung Priok (start di shelter gerbang jalan tol Bekasi Barat). Selama uji coba, antusiasme cukup tinggi terutama pada pagi hari saat jam berangkat kerja.
ADI WARSONO