TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Daerah Pemerintah DKI Jakarta Saefullah mengatakan ada berbagai alasan yang membuat banyak pejabat daerah diberhentikan sebelum waktunya. Namun di antara mereka juga ada yang memilih mengundurkan diri dengan berbagai alasan.
"Alasannya macam-macam, ada yang enggak kuat, ada yang sakit, atau ada yang dapat pekerjaan lain," kata Saefullah di Lapangan IRTI, Jakarta Pusat, Senin, 2 Mei 2016.
Mengenai alasan tidak kuat yang diutarakan Saefullah, ia enggan menuturkan apakah itu akibat atasannya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang dikenal sebagai sosok yang tegas. "Enggak, (bukan karena diomeli Ahok). (Kalau mengundurkan diri karena sakit hati) nggak tahu, kan hati orang," ujarnya.
Baca: Ahok Tantang Pejabat DKI Serahkan Surat Pengunduran Diri
Namun, kata Saefullah, ada aturan yang harus dipatuhi untuk memberhentikan pejabat yang melakukan pelanggaran, dari pengenaan sanksi karena tidak masuk kerja berturut-turut melebihi waktu yang ditetapkan hingga tersangkut tindak pidana.
"Atau yang bersangkutan kena putusan pengadilan karena tindak pidana korupsi dan sudah ada inkracht-nya, itu kan diberhentikan, dan ada yang mengundurkan diri," tuturnya.
Namun, melihat banyak anak buahnya yang mengundurkan diri, Ahok justru bersyukur. Sebab, bagi dia, banyak pejabat negara yang memiliki dedikasi baik tapi kurang mendapat kesempatan.
"PNS kalau sudah terlalu kaya tidak mau mengabdikan diri lagi kepada DKI, karena tidak bisa lagi main-main proyek, lebih baik ngalah. Karena PNS yang baik-baik ini banyak. Bukan hanya muda. Yang umur paruh baya juga banyak," tutur Ahok.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI