TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah membenarkan tiap bulan ia mendapat uang operasional Rp 100 juta. Saefullah mengatakan pemberian uang tersebut baru berjalan sekitar 1 tahun dan anggarannya berasal dari dana operasional Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Tujuannya itu terserah saya, yang penting dilaporkan. Itu buat saya. Saya mau nyumbang tempat ibadah ya boleh-boleh aja," kata Saefullah di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, 2 Mei 2016.
Namun Saefullah membantah uang tersebut digunakan untuk dana kampanye. Sebab, kampanye itu dilakukan oleh orang yang sudah positif mencalonkan diri sebagai gubernur dan wakil gubernur. "Kalau untuk kampanye, saya bantah. Kalau saya enggak pernah mengkampanyekan diri untuk bisa jadi gubernur atau wakil gubernur," ujarnya.
Namun Saefullah membenarkan ia sering diundang untuk mewakili Gubernur DKI menghadiri acara. Ia pun harus memberikan sambutan. Isi sambutan itu cenderung mengarah ke program pemerintah provinsi. "Jadi tak ada kampanye. Kalau ada kampanye, saya salah. Itu melanggar sumpah saya. Kalau saya kampanye, berarti saya harus berhenti dari PNS," tutur Saefullah.
Saefullah juga mengatakan uang operasional itu ia pakai untuk berbagai urusan. "Ya dipakai, orang urusan begitu banyak. Sisanya lihat aja entar di rekening saya, di ruangan saya. Kan kami enggak terima apa-apa lagi dan (uang operasional) itulah yang dimanfaatkan," kata Saefullah.
Sebelumnya, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan Saefullah mendapat duit operasional dari dia Rp 100 juta. Ahok mengatakan duit itu untuk terjun ke masyarakat.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI