TEMPO.CO, Jakarta - Ajang penjualan buku impor Big Bad Wolf yang dihelat di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, mendulang kesuksesan. Bahkan, karena tingginya animo masyarakat, penjualan buku yang tadinya berakhir pada hari ini, Ahad, 8 Mei 2016, diperpanjang hingga Senin besok.
Andrew Yap, yang merintis usaha penjualan buku murah tersebut bersama istrinya, Jacqueline Ng, menceritakan sejarah dan rahasia sukses bisnis tersebut. Menurut dia, nama Big Bad Wolf sebenarnya berasal dari dongeng serigala yang menyerupai seorang nenek tua dan berpura-pura tidur agar dapat memangsa Little Red Riding Hood.
Baca juga:
Inilah 5 Hal yang Amat Mengerikan di Balik Tragedi Yuyun dan Feby
Pembunuhan Feby UGM: Ada 56 Adegan, Pelaku Sempat Berdoa
Oleh Andrew, Big Bad Wolf kemudian dijadikan nama untuk perusahaannya karena dianggap menarik. "Nama Big Bad Wolf adalah nakal dan menarik," ujar Andrew kepada Themalaymailonline. Dia kemudian mulai merintis usaha penjualan buku tersebut sejak 2006 di Petaling Jaya, Malaysia, yang diberi nama BookXcess.
Kepada The Star, pasangan suami-istri ini memutuskan untuk terjun di dunia bisnis buku murah tersebut karena melihat rendahnya minat baca warga Malaysia. “Kami memiliki sebuah toko kecil yang menjual majalah di AmCorp Mall di Petaling Jaya," Kata Andrew.
Sedangkan nama Big Bad Wolf menjadi nama komersial ajang penjualan buku yang dijual BookXcess. Setelah beberapa kali menggelar Big Bad Wolf, Andrew bisa melihat perubahan minat warga Malaysia dalam membeli buku.
"Banyak yang mengatakan bahwa orang Melayu tidak tertarik membaca. Lebih dari 50 persen pengunjung pameran tersebut adalah Melayu," cerita Andrew kepada The Star.
Lalu apa rahasia Big Bad Wolf bisa menjual buku dengan potongan harga mencapai 90 persen?
Tidak banyak yang diungkapkan Andrew. Ia hanya menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke luar negeri. Ia melihat banyak sekali toko buku menjual buku-buku sisa yang tidak terjual. Buku sisa itu bisa juga kelebihan produksi lalu dijual dengan potongan harga supaya memikat pembeli.
Namun Andrew menjamin keaslian buku yang ia jual. "BookXcess tidak menjual buku bajakan. Kami menjual buku-buku baru yang remaindered atau sisa tidak terjual dengan harga yang biasanya lebih murah 50-80 persen dari harga eceran," tuturnya.
EVAN | PDAT | THE STAR | THEMALAYMAILONLINE
Baca juga:
Inilah 5 Hal yang Amat Mengerikan di Balik Tragedi Yuyun dan Feby
Gadis Cantik Tewas Disambar Kereta, Selfie Maut Tetap Marak