TEMPO.CO, Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Air Dunia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar pameran Hari Air di Gelora Bung Karno, Selasa, 10 Mei 2016. Hari Air Dunia adalah agenda tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengedukasi pengelolaan sumber daya air kepada masyarakat secara umum.
Dalam perayaan kali ini, Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Mudjiadi menekankan pentingnya konservasi lahan bagi ketersediaan air. "Selama ini kita lebih banyak (berfokus) ke pemanfaatannya daripada pelestarian. Ke depan, harus ada keseimbangan. Kegiatan konservasi ditingkatkan sehingga lahan kritis berkurang," ujarnya saat ditemui di pameran.
Krisis air sering melanda saat kemarau akibat banyaknya daerah resapan yang tak lagi mampu menampung air saat musim hujan. Pemerintah berupaya menambah jumlah pembangunan bendungan sebagai penampung air. Namun konservasi lahan tetap diperlukan.
Konservasi, menurut Mudjiadi, adalah satu dari tiga aktivitas pengelolaan sumber daya air. Dua cara lain ialah pemanfaatan dan pendayagunaan serta pengendalian daya kerusakan.
"Untuk pemanfaatannya, di Pulau Jawa dilakukan upaya penghematan air. Bukan arah ke suplai, tapi air yang ada dihemat. Di luar Jawa diupayakan peningkatan suplai air. Pengendalian daya rusak (dilakukan) dengan upaya mengurangi banjir. Diharapkan, banjir semakin lama semakin berkurang,” ucap Mudjiadi.
Baca Juga:
Hari Air Dunia 2016 mengangkat tema “Air dan Pekerjaan”. Tema ini mengandung arti manusia terus berupaya dan berkarya meningkatkan pelayanan dan kelestarian sumber daya air. "Air yang sehat akan menumbuhkan generasi yang produktif,” ujar Sekretaris Harian Dewan Sumber Daya Air Nasional Untung Budi Santosa.
Pameran Hari Air Dunia diselenggarakan selama 3 hari, yakni 10-12 Mei 2016. Dalam rangkaiannya, diperlihatkan mengenai sumber daya air di Indonesia serta inovasi dan teknologi pengelolaan sumber daya air terbaru. Dilihat pula masalah apa saja yang dihadapi masyarakat dan sejauh mana sumber daya air di Indonesia berkembang.
EGI ADYATAMA