TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar lepas tangan terhadap gagalnya pemberian surat peringatan (SP) kedua penggusuran perkampungan nelayan di Kampung Baru Dadap.
Dia malah menyerahkan masalah itu ke Lurah. "Surat peringatan kedua sudah diserahkan ke Lurah Dadap," ujar Ahmed Zaki Iskandar, pada Rabu, 11 Mei 2016.
Zaki tidak menjelaskan apakah tahapan SP 3 dan rencana eksekusi pada 23 Mei 2016 tetap sesuai dengan rencana atau tidak.
Pada pemberian surat peringatan kedua kemarin, ratusan warga menolak. Mereka melawan ketika
aparat gabungan dari TNI, Polri dan Satpol PP Kabupaten Tangerang datang.
Akibat perlawanan warga yang berlangsung sejak pagi hingga sore, Kepala Polres Metro Tangerang Komisaris Besar Agus Pranoto menarik pasukannya. Dia membatalkan pemberian surat peringatan itu dan meminta Bupati mengevaluasi rencana penggusuran tersebut.
Bukannya melakukan evaluasi, Zaki malah menuduh warga melakukan kekerasan ketika menghadapi aparat gabungan dari TNI, Polri dan Satpol PP Kabupaten Tangerang. "Seharusnya warga bisa lebih menahan diri lagi," katanya.
Karena kata Zaki, Pemerintah Kabupaten Tangerang telah mensosialisasikan rencana penertiban kawasan Dadap jauh-jauh hari. Sosialisasi, kata dia, dilakukan jauh sebelum SP I dan SP 2 dilayangkan." Pemkab melalui dinas terkait sudah berkali-kali datang memberitahukan ke warga mengenai rencana penertiban lokalisasi ini," katanya.
Selama proses penataan kawasan Dadap, Pemerintah Kabupaten Tangerang meminta agar warga tinggal di penampungan sementara yang disewakan pemerintah daerah.
Kawasan Dadap, kata dia, akan disulap menjadi pusat kajian Islam, pariwisata dan juga pusat kuliner. Disana akan dibangun islamic center dan pusat kuliner. Lalu di sekitarnya akan dibangun juga rusunawa, kampung deret, ruang terbuka hijau.
Zaki membantah jika kawasan Dadap akan diserahkan ke perusahaan tertentu untuk dijadikan pusat perbelanjaan atau pergudangan." Hanya ditata saja agar lebih baik."
Bila kawasan Dadap juga disebut kampung nelayan, Zaki juga membebaskan warganya untuk kembali ke laut untuk menjadi nelayan."Kami hanya ingin membumihanguskan praktek prostitusi yang selama ini sudah kuat melekat sebagai jati diri Dadap," kata Zaki.
Warga Dadap masih kukuh menolak penggusuran. Mereka tetap bersiaga untuk menghadang petugas gabungan yang akan menyerahkan SP 3 dan eksekusi pada 23 Mei mendatang." Kami bertahan apapun yang terjadi," kata Koordinator Warga Dadap, Misbah.
Sampai saat ini warga Kampung Baru Dadap bersiaga dengan menutup jalan masuk kampung dan mengantisipasi orang luar masuk perkampungan nelayan itu.
"Kami bersiaga sampai 23 Mei, dan mengantisipasi jangan sampai ada penyusup atau orang asing masuk kampung," katanya. Warga, mata Misbah, sepakat untuk berjuang mempertahankan tanah dan rumah mereka dari penggusuran.
JONIANSYAH HARDJONO