TEMPO.CO, Airlington - Teknologi memadamkan api tak banyak berubah dalam setengah abad terakhir. Karena itu, lembaga penelitian militer Amerika Serikat mengembangkan teknik untuk mengusir api. Kali ini api dikalahkan oleh suara.
Tabung pemadam kebakaran menjadi teknologi terakhir yang dikembangkan manusia untuk memadamkan api. Sebelumnya, api dilawan dengan air, tanah, hingga karung basah. Pada prinsipnya, pemadaman api dilakukan untuk mengusir molekul oksigen yang bertindak sebagai bahan bakar.
Sejak 2008, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), bagian dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, ditugasi menyelidiki sifat api. Pengetahuan ini dipakai untuk mengembangkan teknik baru melawan api. "Pemadaman api bisa dilakukan dengan teknik-teknik fisika ketimbang kimia pembakaran yang lazim dipakai," kata juru bicara DARPA, seperti dikutip dari laman situsnya.
Penelitian menunjukkan api merupakan plasma dingin yang bisa diganggu gelombang cahaya dan suara. Sebuah eksperimen laboratorium disusun untuk membuktikan teori ini. Tayangan video di website DARPA memperlihatkan dua pengeras suara, yang disusun mengapit nyala api dan sumber bahan bakar, mampu menghentikan kebakaran. Teknik pemadaman menggunakan suara ini bisa dilakukan dengan dua cara.
Pertama, saat pengeras suara menyala, gelombang mempercepat rambatan udara. Proses ini sanggup menggencet nyala api sehingga kebakaran dengan mudah dihentikan.
Kedua, permukaan yang terbakar didorong gelombang suara sehingga mempercepat penguapan bahan bakar. Akibatnya, nyala api melebar sekaligus suhu jadi menurun. Api pun padam dengan cepat. "Gelombang suara pada frekuensi tertentu bisa memadamkan api," kata juru bicara DARPA.
Amerika Serikat berambisi menemukan teknologi pemadam kebakaran setelah kapal induk USS George Washington menjadi santapan api pada Mei 2008. Kebakaran yang berlangsung selama 12 jam tersebut menyebabkan kerugian sebesar US$ 70 juta. Teknologi baru diharapkan bisa mempercepat pemadaman api, khususnya di dunia militer.
DARPA | AMRI MAHBUB