TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti mengatakan anggota Polri yang sudah lama bertugas dalam Operasi Tinombala di Poso akan diganti secara bertahap.
Menurut Badrodin, pergantian personel Polri berkaitan dengan perpanjangan masa waktu Operasi Tinombala. Perpanjangan Operasi Tinombala dilakukan karena pemimpin kelompok teroris Majelis Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, belum ditangkap.
Baca Juga:
Badrodin menjelaskan, berkaitan dengan perpanjangan masa waktu Operasi Tinombala, sebagai pemimpin Polri, ia perlu memperhatikan anggota Polri yang sudah lama bertugas dalam operasi tersebut.
Badrodin mengatakan, anggota Polri yang telah lama bertugas dalam sebuah operasi tentunya mulai jenuh. "Tentunya saya perhatikan kejenuhan anggota saya. Termasuk ketahanan anggota di sana," katanya di Mabes Polri, Jakarta, Jumat, 13 Mei 2016.
Badrodin menjelaskan, guna mengatasi kejenuhan anggota Polri di Poso, dia akan mengganti personel secara bertahap. "Yang sudah lama bertugas di sana secara bertahap akan diganti," ujarnya.
Operasi Tinombala merupakan operasi yang dilakukan di Poso dengan tujuan menangkap kelompok teroris jaringan Santoso. Operasi telah berlangsung sejak 10 Januari 2016 dan berakhir pada 8 Mei 2016 setelah diperpanjang. Namun, karena Santoso tak kunjung tertangkap, Operasi Tinombala kembali diperpanjang hingga 60 hari ke depan.
Sebelumnya, Polri menyatakan posisi kelompok bersenjata ini kian terdesak dan kelaparan. Bahkan jalur-jalur tikus untuk penyaluran logistik dari desa ke tempat persembunyian mereka sudah ditutup oleh Polri.
Polri juga sempat mengatakan kelompok ini mulai terpecah akibat adanya perlakuan Santoso yang tidak adil terhadap setiap anggotanya. Pengakuan anggota kelompok yang menyerahkan diri dan tertangkap menyatakan hal yang sama.
INGE KLARA SAFITRI