INFO NASIONAL - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar Deddy juga mengatakan, kotornya Citarum dan banjir di Bandung Selatan merupakan ‘Wajah Peradaban Manusia ’. Untuk membentuk peradaban tersebut dapat dimulai dengan membentuk ‘habit’ atau kebiasaan yang baik.
"Sikap peduli terhadap lingkungan ini perlu disuarakan melalui sistem pendidikan," kata Deddy pada acara ngariung dengan tema "Bincang-Bincang Banjir Bandung Selatan’, di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Kamis (26/05/2016). Hadir pada acara tersebut, antara lain, Kepala BPLHD Jawa Barat, Ketua Alumni ITB Jawa Barat, Kepala Basarnas Provinsi Jawa Barat, dan peserta diskusi lainnya.
Baca Juga:
Menurut Deddy, bicara soal banjir atau bencana di Bandung Selatan itu tidak berdiri sendiri, beberapa ordo sungai bermuara di Citarum. Rata-rata di setiap ordo pun sudah ada pabrik. Kalau ada kerusakan di ordo-ordo sungai dan airnya mengalir di Citarum, Bandung Selatan pasti tenggelam. "Jadi bicara banjir Bandung Selatan itu tidak hadir sendiri. Siapa yang salah? Ya ini sudah kesalahan berjamaah," ujarnya.
Banyaknya pemukiman tak berizin yang dibangun di lingkungan sungai, lanjut Deddy, penebangan pohon di hulu sungai, masalah sampah dan limbah industri menjadi beberapa penyebab banjir di Bandung Selatan. "Untuk membereskan seluruh permasalahan tersebut, harus ada kerjasama dari setiap sektor, karena bencana ini hadir akibat perbuatan manusia," ujarnya.
Saat ini, Pemprov Jawa Barat sudah membentuk kelompok ‘Ecovillager’ yang berjumlah 3800 orang, tersebar di 192 desa di sekitar Citarum. Kelompok ini bertugas mengedukasi masyarakat tentang ‘Desa Peduli Lingkungan’ di daerah-daerah tersebut. Tujuan kegiatan ini untuk menyamakan persepsi masyarakat terhadap program 'Super-Prioritas' pemerintah Provinsi Jawa Barat, yakni 'Citarum Bestari'.
Baca Juga:
Program ini melibatkan berbagai instasi, diantaranya Kementrian/Lembaga (KLHK, BBWS, PU, BPDAS, dan BBKSDA), Perusahaan (PT Perkebunan, PJT, Perum Perhutan, Organisasi Perangkat Daerah (BAPPEDA, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, UMKM, PSDA, ESDM, BAKORWIL, BPMPD, Dinas Kehutanan, dll), (Dispertasih, BLH, BPMPD, Diskimrum, BPLH, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan), dan lainnya.
Meski demikian, Deddy menyayangkan masih adanya komponen masyarakat yang belum turut serta, yaitu pengusaha. "Ini kan sudah menarik nih, makin banyak lembaga -lembaga atau masyarakat, dan ini Alumni ITB juga membahas soal itu. Ini tri- helix tadi sudah mulai kelihatan. Tapi saya belum lihat pengusahanya," kata Deddy.
Menurut Deddy, pengusaha, melalui pabrik-pabriknya merupakan salah satu sumber penyumbang limbah. "Saya kira dalam hal ini urusan penegakan hukum. Kita harus dikuatkan dari penegakan hukum lingkungan dan masalah tata ruang," kata dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Kabupaten Bandung Gun gun Gunawan mengatakan, masalah banjir selatan, tidak bisa diselesaikan oleh Kabupaten Bandung saja. Perlu sinergitas antara kabupaten/kota 'tetangga' untuk bersama- sama membenahi lingkungan.
"Kondisi lingkungan di Kabupaten Bandung tidak terlepas dari kerjasama berbagai pihak untuk berkomitmen bersama. Ada beberapa aliran anak sungai di kabupaten Bandung juga berasal dari Sumedang dan Kota Bandung," ujar Gun gun.