TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Internet Atmanto (RIAT) meresmikan pelatihan internet bagi penyandang tunanetra di Jakarta Selatan, Senin, 30 Mei 2016. Dalam pelatihan tersebut, RIAT menggandeng generasi muda tunanetra yang tergabung dalam Kartunet (Karya Tuna Netra).
Tujuan dari kegiatan ini adalah pemberdayaan penyandang disabilitas visual (tuna netra) agar mampu mandiri dengan pemanfaatan teknologi khususnya internet. "Saat ini baru 10 orang tunanetra yang menjadi peserta. Nantinya diharapkan acara ini bisa menarik sahabat tuna netra lain untuk ikut serta," kata penggagas sekaligus juru bicara RIAT, Amy Atmanto, yang juga desainer kebaya papan atas, saat pembukaan pelatihan itu.
RIAT didukung oleh Indosat Ooredo dan Bank Permata. Beberapa instruktur pelatihan tuna netra adalah karyawan Permata Bank. Perangkat komputer dilengkapi headset dan screen reader yang ditransfer menjadi suara sehingga para peserta pelatihan tunanetra itu bisa mengoperasikannya.
Mereka tidak hanya dilatih menjalankan program komputer, tapi juga pelatihan marketing. "Targetnya, mereka nanti bisa mandiri, bisa bekerja mencari uang, tanpa perlu keluar rumah," kata Dimas Muharram, salah satu instruktur pelatihan yang juga tunanetra.
Sanggar pelatihan yang berada di Jalan Pengadegan Utara, kawasan Cikoko, Jakarta Selatan itu terlihat nyaman untuk menjadi pusat pelatihan. Tampak beberapa peserta, dari kelompok tunanetra, sedang duduk menghadapi 10 komputer di salah satu ruangan. Mereka didampingi instruktur.
Menurut Amy, di rumah berukuran 400 meter persegi yang terdiri dari dua lantai itu nantinya di lantai atas akan diisi kegiatan para blogger. "Mereka akan beraktivitas di sini dengan dukungan RIAT."
Amy menjelaskan, gagasan ini sejalan dengan salah satu pegiat RIAT, yaitu suaminya, Indar Atmanto, penerima penghargaan Presiden RI tahun 2010 atas pengabdiannya dalam mengembangkan layanan brodband internet di Tanah air, di bidang internet untuk memberdayakan masyarakat khususnya penyandang keterbatasan visual. Amy berharap, kegiatan RIAT dapat menjadi bagian dari Revolusi Digital yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi.
“Adapun misi Rumah Internet Atmanto (RIAT) yang didirikan oleh Adam Atmanto dan Faiz Atmanto adalah menyediakan solusi praktis yang dihadapi para disabilitas visual dengan bantuan teknologi. Tujuannya, memberikan nilai lebih kepada masyarakat dan lingkungan, khususnya para penyandang disabilitas,” ujar Amy.
Materi pelatihan meliputi internet dan internet marketing. Diharapkan setelah pelatihan, peserta pelatihan dapat mempraktekan ilmunya dalam merintis pilihan masa depan sebagai internetpreneur atau bekerja sebagai karyawan.
Amy Atmanto menyatakan pelatihan ini sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang tentang Penyandang Disabilitas. "Pelatihan Internet Tunanetra ini dilakukan sebagai bagian dari visi kami untuk memberdayakan saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan visual agar dapat mandiri dan mengurangi ketergantungan ekonomi kepada orang lain,” kata dia.
Pemerhati sosial kemasyarakatan, Yenni Wahid, yang juga Ketua The Wahid Insitute, menyambut baik adanya inisiatif pelatihan ini, “Saya memberi apresiasi atas dilaksanakannya program pelatihan internet bagi tunanetra. Saya juga ingin mengajak elemen masyarakat, perusahaan dan pemerintah untuk mendukung kegiatan mulia ini. Apapun bentuk partisipasi anda akan sangat berarti untuk keberlangsungan program pemberdayaan bagi saudara kita dengan keterbatasan visual”.
Pada kesempatan terpisah Indosat Ooredoo sebagai pendukung kegiatan menyambut baik kegiatan pelatihan internet tunanetra ini. “Kami senantiasa mendukung dan aktif mendorong upaya kreatif dalam memasyarakatkan pemanfaatan layanan internet bagi penyandang disabilitas visual,” kata Deva, Group Head Corporate Communication PT Indosat Ooredoo.
DP