TEMPO.CO, Jakarta - Di mana posisi Republik Cek dalam persaingan Piala Eropa 2016? Sejauh ini tak ada kata sepakat soal jawabannya. Sejumlah media menilai tim ini tak memiliki cukup aura bintang sehingga akan kesulitan melewati babak penyisihan grup. Tapi, salah seorang legenda tim itu memandang skuad Pavel Vrba itu memiliki modal untuk membuat kejutan.
Cek baru tampil di Piala Eropa, dengan membawa nama sendiri, setelah merdeka pada 1994. Sebelumnya mereka menjadi bagian dari Yogoslavia dan sempat mengemas gelar juara pada 1976. Sejak merdeka, mereka selalu bisa lolos ke putaran final dan meraih hasil terbaik pada Euro 1996, sebagai runner-up. Mereka juga lolos ke semifinal pada 2004. Pada Piala Eropa sebelumnya mereka melaju ke perempat final.
Tradisi bagus seperti itu membuat tim ini tak boleh diremehkan. Vladimir Smicer, salah satu pentolan pasukan Cek pada Euro 1996, bahkan menyebut tim itu berpotensi membuat kejutan. Saat ini, pemain timnas kebanyakan berasal dari dua tim lokal, Sparta Prague dan Viktoria Plzen.
"Hal itu sedikit mirip dengan Euro 1996 saat saya, Patrik Berger, Karel Poborsky, Pavel Nedved, dan tim kami datang ke Inggris tanpa banyak diketahui (kekuatannya). Tapi kami membuat kejutan dan lolos ke final," kata Smicer. "Saya tak mengatakan, Cek akan melakukan hal yang sama kali ini. Tapi, apapun bisa terjadi."
Peluang terjadinya kejutan seperti itu justru dianggap tak cukup besar oleh para pengamat. Banyak media yang saat memberikan ulasan tentang persaingan di Piala Eropa hanya memprediksi tim ini akan finis di posisi ketiga atau keempat Grup D. Maklum, mereka harus bersaing di Grup D yang cukup berat, yakni diisi juara bertahan Spanyol, Turki, dan Kroasia. Spanyol dan Kroasia lebih dijagokan untuk melaju ke babak berikut.
Baca: Piala Eropa 2016, Bisakah Spanyol Rebut Trofi Ketiga Secara Beruntun
Penyebab keraguan itu karena kurangnya sosok pemain bintang di tim Cek. Saat ini hanya Petr Cech dan Tomas Rosicky yang namanya cukup dikenal. Di luar itu, Cek mengandalkan diripada pemain yang berlaga di klub-klub kecil seperti Pavel Kaderabek (Hoffenheim), Vladimir Darida (Hertha Berlin).
Di babak kualifikasi tim itu mampu memuncaki grup. Tapi, dalam rangkaian uji coba mereka tampil tak konsisten. Pada 2016 misalnya, tim ini hanya menang dua kali dari empat kali uji coba, termasuk ditekuk Skotlandia 1-0. Artinya, pelatih Pavel Vrba masih harus kembali mengasah timnya agar bisa membuat kejutan di grup yang cukup berat.
Skuad:
Penjaga gawang: Petr Cech (Arsenal), Tomas Koubek (Slovan Liberec) and Tomas Vaclik (Basel).
Belakang: Theodor Gebre Selassie (Werder Bremen), Roman Hubnik (Viktoria Plzen), Pavel Kaderabek (Hoffenheim), Michal Kadlec (Fenerbahce), David Limbersky (Viktoria Plzen), Daniel Pudil (Sheffield Wednesday), Tomas Sivok (Bursaspor), Marek Suchy (Basel).
Tengah: Vladimir Darida (Hertha Berlin), Borek Dockal (Sparta Prague), Daniel Kolar (Viktoria Plzen), Ladislav Krejci (Sparta Prague), David Pavelka (Kasimpasa), Jaroslav Plasil (Girondins Bordeaux), Tomas Rosicky (Arsenal), Jiri Skalak (Brighton and Hove Albion), Josef Sural (Sparta Prague).
Depan: David Lafata (Sparta Prague), Tomas Necid (Bursaspor), Milan Skoda (Slavia Prague).
UEFA | SOCCERWAY | NURDIN