TEMPO.CO, Yogyakarta - Maraknya pelemparan batu ke kaca kereta api yang sedang beroperasi mendorong PT Kereta Api Indonesia mengambil sejumlah langkah untuk mengantisipasinya. Perusahaan pelat merah itu kini menempatkan ram besi di kaca lokomotif dan mengganti kaca dengan bahan polikarbonat agar lemparan batu tak berakibat fatal.
Kaca untuk gerbong juga diganti akrilik berkualitas bagus setebal 10 milimeter. "Demi keamanan penumpang dan masinis," kata Manajer Humas PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta, Eko Budiyanto, Minggu, 5 Juni 2016.
Tindakan ini dilakukan mengingat pernah ada masinis yang terkena lemparan batu hingga membuatnya cacat mata seumur hidup. Yang teranyar, Kereta Bengawan jurusan Stasiun Purwosari-Pasar Senen Jakarta terkena lemparan batu.
Tiga pelempar batu ditangkap petugas keamanan stasiun setelah mereka melempar kereta api itu di perlintasan Stasiun Sentolo-Stasiun Rewulu, Jumat, 3 Juni 2016 pukul 15.45 WIB.
Namun, karena pelaku pelemparan masih anak di bawah umur, urusan ini tidak sampai ke ranah hukum. Orang tua pelaku dipanggil dan diberi peringatan serta diminta menandatangani surat pernyataan.
Mereka yang ditangkap adalah Fransiscus D. Kurniawan, 14 tahun, warga Sumberagung, Moyudan, Sleman, siswa SMP Budi Mulya Minggir; Bernadus Bagus Saputra, 15, warga Sumberagung, Moyudan, Sleman, siswa SMP Pangudi Luhur, Moyudan, Sleman; dan Felix Aditya Pima, 14, warga Sumberarum, Moyudan, Sleman, siswa SMPN 1 Moyudan, Sleman.
Mereka mengaku melempar batu ke kereta api karena iseng. Saat liburan sekolah, mereka bermain di tepi rel kertas api dan terjadilah tindakan iseng itu.
Senior Manager Pengamanan Daerah Operasi VI, Bambang Trianto, menambahkan, menjelang libur lebaran kali, telah disiapkan petugas dan polisi khusus kereta api serta bantuan dari kepolisian, termasuk Brigade Mobile. "Ada 32 stasiun di Daerah Operasi VI, di stasiun kecil minimal empat petugas keamanan, dan (stasiun) besar ada 16 personel," tuturnya.
Secara umum, untuk Daerah Operasi VI PT Kereta Api Yogyakarta dan Jawa Tengah, ada 220 personel keamanan yang berjaga, polisi khusus ada 160 orang, anggota Brigade Mobile Jawa Tengah 200 personel, dan polisi dari Daerah Istimewa Yogyakarta ada 113 orang. "Cek lintasan (dilakukan) oleh Brigade Mobile mulai 24 Juni hingga 18 Juli 2016," tutur Bambang.
MUH SYAIFULLAH