TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjelaskan alasannya melarang sekolah mewajibkan jilbab untuk siswanya.
Menurut Ahok, penggunaan jilbab oleh murid seharusnya bukan karena paksaan dari guru, melainkan dari kesadaran sang siswa itu sendiri.
Menurut Ahok, banyak sekolah mewajibkan penggunaan kerudung untuk muridnya tapi, saat keluar dari sekolah, mereka melepas jilbabnya. Padahal seharusnya menggunakan jilbab, kata dia, harus konsisten.
"Ini dia datang ke sekolah (pakai jilbab) kan karena dianggap harus pakai jilbab. Kalau mau pakai dari awal, ya lu pakai," ucap Ahok di Balai Kota, Kamis, 9 Juni 2016.
Ahok mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak pernah mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan sekolah mengenakan jilbab pada hari tertentu, khususnya Jumat. Bahkan ia menyebutkan pemaksaan penggunaan jilbab sama dengan penghinaan agama.
"Pakai jilbab pada hari tertentu lebih menghina agama karena, begitu Anda keluar dari sekolah, jalan di motor terus copot. Kan jadi enggak enak dilihat orang," katanya.
Sebaiknya, kata Ahok, sekolah membimbing siswa mengenakan jilbab ketimbang memaksa murid tersebut. Ia mengatakan sebaiknya jangan sampai ada keterpaksaan dalam memahami Islam. "Ini (jilbab) bukan seragam, ini panggilan iman. Jadi harus dibedakan," ucapnya.
LARISSA HUDA
Baca juga:
Pilkada DKI: 3 Pemicu Ahok Bakal Kompromi dengan Partai
Begini Rencana Terduga Teroris Meledakkan Bom di Surabaya