TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sempat mengutarakan kekecewaannya terhadap direksi PT Transportasi Jakarta. Hal itu disampaikan kepada Direktur Utama Budi Kaliwono lantaran Ahok merasa terlalu banyak memberi arahan dalam penyediaan bus Transjakarta.
"Kalau manajemen bus tidak mengerti ini (kebutuhan masyarakat), mereka bukan manajemen," kata Ahok kepada Budi seraya menjelaskan kebutuhan bus untuk warga Jakarta di halaman Balai Kota, Rabu, 15 Juni 2016.
Hari ini, Transjakarta menghadirkan prototipe bus merek Mercedes-Benz asal Jerman. Ahok, yang baru tiba, langsung mengecek langsung bus tersebut, didampingi Budi Kaliwono, Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto, dan dua perwakilan penyedia bus. Mereka mengecek kondisi bus tersebut.
Ahok mengatakan seharusnya dalam pengelolaan bus Transjakarta sudah tidak ada lagi masalah. Pasalnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memberikan public service obligation (PSO) berupa subsidi sebesar Rp 3,2 triliun dalam setahun karena didukung bank milik daerah.
Dengan demikian, kata Ahok, sudah tidak ada lagi yang menjadi hambatan dalam penyediaan bus di Jakarta, termasuk soal perawatan. Apalagi pemerintah DKI sedang mengupayakan merek bus ternama. Menurut Ahok, hal penting yang harus dipikirkan adalah penumpang itu sendiri.
Ahok meminta bus datang maksimal tujuh menit sekali, kemudian memasang global positioning system (GPS) untuk mengecek kecepatan dan posisi bus hingga perilaku sopir yang ngebut saat berkendara.
"Makanya saya bilang, kalau sudah jadi direksi Transjakarta, terus enggak ngerti, itu keterlaluan. Masak gubernur yang mesti ngajarin sampai prosedur kerja operasinya saya yang ngajarin," tuturnya.
LARISSA HUDA