TEMPO.CO, Jembrana - Temuan koin kuno berusia ribuan tahun yang tersimpan dalam sebuah guci di Banjar Taman, Desa Batu Agung, Kabupaten Jembrana, Sabtu, 18 Juni 2016 diduga kuat berasal dari Cina. Kepala Balai Arkeologi Denpasar, I Gusti Made Suarbhawa, menduga ribuan koin tersebut berasal dari Abad ke-10, tepatnya saat Dinasti Song berkuasa di Tiongkok.
Suarbhawa menjelaskan koin-koin kuno yang berjumlah kisaran 8 ribu sampai 10 ribu keping itu tersusun rapi diikat tali. "Lama terpendam dalam tanah hingga kena resapan air, jadi susunan koin itu lengket karena berkarat. Beberapa yang lepas dibersihkan, kami ketahui ada juga yang dari Dinasti Ming abad 13," katanya kepada Tempo, Senin, 20 Juni 2016. "Ini temuan menarik yang bernilai penting untuk ditindaklanjuti."
Dia menduga masih banyak terkubur koin yang berasal dari dinasti lain. Indikasi tersebut, kata dia, sangat kuat karena pada masa tersebut sudah ada hubungan dagang dengan Cina. "Jenis uang (koin) tersebut pada masa itu adalah alat tukar yang sah. Dan, mekanisme perdagangan dengan cara tukar keping emas, perak, atau uang kepeng sudah ada pada masa itu," ujarnya.
Berdasarkan analisis sementara, Suarbhawa menuturkan temuan koin-koin kuno diketahui berbahan campuran timah dan tembaga. "Tapi itu hanya beberapa keping saja yang berhasil lepas dari tumpukan yang lengket," tuturnya.
Guci berbahan tanah liat bercampur batu tempat menyimpang keping-keping koin terdapat empat pegangan berbahan kupingan. Guci dengan tinggi 30 sentimeter dan diameter 20 sentimeter itu ditemukan di kedalaman 120 sentimeter. "Glasir tidak sampai di bagian bawah luar, jadi terlihat warna merah dan unsur batu," tuturnya. "Saat ditemukan mulut guci agak rompal karena kena sekop."
Adalah Ismail, seorang pekerja PDAM Tirta Amertha Jati, yang menemukannya saat melakukan penggalian untuk keperluan pemasangan pipa. "Letaknya di jalan aspal dekat perempatan Banjar Taman, kira-kira berjarak 500 meter dari jalan raya utama," ujar Suarbhawa.
Saat ini ribuan keping koin kuno tersebut disimpan di Kantor Balai Dusun Taman. "Itu temuan masyarakat, jadi milik masyarakat setempat," kata Suarbhawa. "Kami hanya meminta kepada warga untuk membersihkan kepingan koin itu dengan cara alami seperti air asam atau air kelapa supaya tidak rusak."
BRAM SETIAWAN