TEMPO.CO, Jakarta - Jagung merupakan target swasembada kedua setelah padi. Jagung memiliki fungsi multiguna. Selain untuk konsumsi langsung, jagung merupakan bahan baku utama industri pakan dan pangan. Untuk itu, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian menciptakan alat pemanen jagung yang praktis bagi petani Indonesia.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan alat ini bisa menekan biaya panen hingga 60 persen, sehingga petani di Indonesia bisa meningkatkan produktivitasnya. "Dulu, panen jagung bisa mengeluarkan biaya sampai Rp 3 juta per hektare. Dengan adanya alat ini, panen jagung hanya mengeluarkan biaya Rp 1 juta per hektare," kata Amran saat ditemui di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Situgadung, Pagedangan Tromol Pos 2, Serpong, Tangerang, Banten, Kamis, 23 Juni 2016.
Menurut Amran, alat panen jagung ini adalah hasil penemuan dan perakitan dari penelitian serta pengembangan Kementerian Pertanian. "Tahun lalu kami pesan alat untuk panen jagung, ternyata hasilnya sangat menggembirakan. Hanya satu tahun, alat yang kami inginkan sudah selesai," ujarnya.
Karena alat tersebut baru lahir hari ini, kata Amran, pihaknya akan secara bertahap memproduksi alat panen itu sampai 300-500 unit pertama dan akan memberikan alat tersebut kepada petani di seluruh Indonesia. "Terima kasih kepada kepala badan dan para penelitinya. Saya sangat mengapresiasi ini. Kami juga mengusulkan kenaikan pangkat kepada para penelitinya dan juga mendapat royalti sebesar Rp 2,4 miliar," tuturnya.
Ada tiga prototipe yang diciptakan untuk memanen sekaligus menanam kembali jagung. Pertama, mesin pemanen multi-komoditas yang dapat digunakan untuk memanen jagung atau padi. Alat ini sekaligus bisa memasukkan hasil panen ke karung dalam satu operasi. Kapasitas mesin 3-4 jam per hektare.
Kedua, mesin pengolah tanah amfibi yang menggunakan bajak rotari dengan roda krepyak (crawler) dari karet. Alat ini dapat digunakan untuk lahan tergenang atau lahan kering. Dalam sekali olah, dapat menghemat waktu, bahan bakar, dan tenaga kerja. Kapasitas mesin 3-4 jam per hektare.
Ketiga, mesin penanam biji-bijian yang ditarik traktor roda dua. Mesin ini dapat digunakan untuk menanam jagung atau kedelai di lahan kering, dengan jumlah baris tanam dua baris untuk jagung dan tiga baris untuk kedelai. Mesin ini dirancang mampu digunakan di tanah bergelombang (tidak rata). Kapasitas mesin tersebut adalah delapan jam per hektare.
MUHAMMAD KURNIANTO