TEMPO.CO, Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengirimkan tim Sapu Angin XI ke pada ajang Shell Eco-Marathon (SEM) Drivers’ World Championship 2016 di London, Inggris pada 30 Juni-3 Juli 2016 mendatang. Tim dari ITS menjadi salah satu dari tiga tim asal Indonesia yang berlaga di ajang yang sama, yakni Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas Indonesia.
“Mobil Sapu Angin generasi ke-11 ini pada awal Maret lalu berhasil menjadi juara satu dalam ajang Shell Eco Marathon (SEM) Challenge Asia 2016 di Filipina,” ujar Rektor ITS, Prof Joni Hermana saat acara pelepasan di Gedung Rektorat, Kamis, 23 Juni 2016. Ia optimistis, mahasiswanya siap beradu cepat di Stadion Olympic, London.
Humas tim Sapu Angin (SA) ITS, Arnoldus Adro Pradhito mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan, termasuk mobil yang telah dikirim ke London pada 12 Juni lalu. “Saat ini tim masih melakukan persiapan minor seperti pembelian suku cadang dan pengaturan strategi lomba,” tutur dia.
Ia menjelaskan bahwa mobil Sapu Angin XI saat ini dalam kondisi prima setelah mengalami perbaikan kecil. Hal tersebut terbukti dari hasil uji coba yang dilakukan beberapa hari sebelum pengiriman ke London. “Pada ajang sebelumnya tim kami terkendala pada kondisi ban, sehingga kami memutuskan untuk membeli ban dari Eropa saja,” ujarnya.
Tantangan tersulit ajang bergengsi itu terletak pada arena lomba dan bentuk perlombaan baru yang menyerupai balapan Formula 1. Uniknya, pada perlombaan ini urutan pertama hanya akan diraih oleh mobil yang paling irit. “Hal ini membuat kami benar-benar memutar otak dalam mempersiapkan strategi dan kemampuan mobil Sapu Angin XI ini.”
Selain tim Sapu Angin, ITS juga melepas keberangkatan dua tim lainnya menuju ajang internasional, yakni tim Barunastra Roboboat dan tim Marine Solar Boat. Tim Barunastra Roboboat bersama tim dari Universitas Indonesia mewakili Indonesia dalam kompetisi roboboat internasional di Virginia, Amerika Serikat mulai 4-7 Juli 2016. Tim Barunastra dari Robotika ITS menjagokan robot kapal Nala-Evo Mark II yang dipersiapkan secara agar memiliki kestabilan tinggi dan keunggulan dalam sistem elektronik.
“Kapal ini menggunakan smartphone sebagai image processing sekaligus memproses data warna tersebut," kata ketua tim, Darwin Setiyawan. Selain image processing, smartphone juga berfungsi sebagai pelacak Global Positioning System (GPS) pada kapal.
Sedangkan tim Marine Solar Boat (MSB) ITS akan bertarung dalam ajang Dutch Solar Challenge (DSC) 2016 pada 2 Juli 2016 di Amsterdam, Belanda. Tim yang beranggotakan 11 orang itu membawa kapal tenaga surya bernama Jalapatih 2. “Berbekal pengalaman Jalapatih 1 yang juga pernah berlaga pada 2014 lalu, kami menaruh harapan besar dapat menyumbang gelar juara pada tahun ini,” ujar Humas tim MSB, Sekar AH.
ARTIKA RACHMI FARMITA