TEMPO.CO, Purwakarta - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Edi Mulyadi, mendapat ancaman pembunuhan dari pemilik akun Facebook Johan Abu Fawas dan Raden Syair Langit. Dua orang yang mengaku sebagai tokoh Islam di Kecamatan Rancah, Ciamis, Jawa Barat, itu menebar ancaman akan membunuh dengan cara menggorok leher Bupati Dedi jika datang ke Rancah untuk menghadiri pentas kebudayaan Sunda yang akan dihelat pada Sabtu malam, 16 Juli 2016.
"Daripada jadi mamala (mendatangkan masalah) mendingan dipeuncit (digorok/disembelih), da getihna oge (sebab darahnya juga) halal. Sebab, Bupati ini sudah merusak akidah umat Islam," begitu ancaman Abu Fawas pada akun Facebook-nya yang dilansir 9 Juli 2016.
Adapun Syair Langit, yang mengaku sebagai pemimpin Padepokan Hidayatul Azkiya dan mengatasnamakan umat Islam Rancah, menolak keras Dedi menginjakkan kakinya ke Rancah. Bahkan, dalam akun Facebook-nya pada 9 Juli, dia menantang Bupati Dedi, "Monggo saya tunggu Anda, jika tetap nekat datang ke sini (Rancah), jika selama ini Anda paling jawara, saya ajak Anda satu lawan satu debat mulut atau tangan dengan saya."
Sekondan Abu Fawas dan Syair Langit di Purwakarta, Ustad Syahid Joban, pemimpin Majelis Taklim Manhajus Sholihin, mendukung langkah-langkah penolakan terhadap kedatangan Dedi ke Rancah. Syahid menyampaikan sejumlah alasannya melalui siaran pers yang disampaikan kepada Tempo, yang di antaranya menyatakan, "Dedi telah banyak melakukan pendangkalan akidah dengan menyebarkan virus memusyrikkan yang berkedok budaya."
Menanggapi ancaman dan hujatan yang dialamatkan kepadanya, kepada Tempo, Dedi mengatakan ancaman penghilangan nyawa oleh Abu Fawas sangat tidak beralasan. Menurut dia, rencana kedatangannya ke Desa Dadiharja, Kecamatan Rancah, hanya untuk memenuhi undangan panitia acara nonton bareng pertunjukan wayang golek. "Saya tetap akan datang memenuhi undangan itu," ia menegaskan sikapnya.
Baca Juga:
Dedi beralasan sampai sekarang tidak ada satu instansi penegak hukum pun yang melarang kedatangannya ke pertunjukan apa pun di daerah mana pun juga. Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat itu mengatakan apa yang dilakukannya selama ini adalah kegiatan safari budaya tanpa embel-embel agama apalagi sampai menodai agama. "Mana mungkin saya menodai agama Islam yang saya anut sejak lahir," katanya.
Dedi juga menantang para pihak yang menuduhnya telah merusak akidah sesama pemeluk Islam dan memusyrikkannya. "Coba tunjukkan dan buktikan siapa saja orang yang sudah saya bengkokkan akidahnya dan kemudian saya musyrikkan?" ujar Dedi melempar tantangan.
NANANG SUTISNA