TEMPO.CO, Washington - Kasus seorang pembajak terjun dari sebuah pesawat dengan parasut bersama uang tebusan sekitar 45 tahun silam tetap menjadi kejahatan paling mengherankan dan membingungkan bagi pemerintah Amerika Serikat.
Sejak kejadian itu, tidak ada berita tentang pria paruh baya yang berpakaian rapi. Biro Investigasi Federal (FBI), Rabu, 13 Juli 2016, mengatakan kasus tersebut merupakan penyelidikan paling lama dan melelahkan dalam sejarah lembaga prestisius tersebut.
Kini, setelah beberapa tahun, lembaga itu tidak lagi secara aktif menyelidiki kasus pria yang menyebut diri Dan Cooper dan dikenal sebagai DB Cooper itu. FBI dalam sebuah pernyataan mengatakan, setelah melihat semua petunjuk yang bisa dipercaya, penyelidikan harus dihentikan.
Seperti dilansir LA Times pada 13 Juli 2016, FBI mengatakan semua dana yang digunakan dalam kasus Cooper akan disalurkan untuk fokus pada penyelidikan lain yang lebih penting.
"Setelah menjalani salah satu penyelidikan terpanjang dan paling melelahkan dalam sejarah kami, dengan ini kami akan menghentikannya dan akan fokus pada prioritas investigasi lainnya," kata juru bicara FBI Seattle, Ayn Dietrich-Williamson, dalam sebuah pernyataan kemarin.
Tersangka yang mengenakan jas dan dasi tersebut menyita sebuah pesawat penerbangan Northwest Orient jenis Boeing 727 pada 24 November 1971, yang ketika itu dalam penerbangan dari Portland, Oregon, ke Seattle, Washington.
Setelah pesawat itu mendarat dengan selamat, dia mengambil parasut dan uang tebusan US$ 200 ribu (Rp 2,6 miliar) sebelum membebaskan 36 penumpang. Pesawat itu kemudian berangkat lagi bersama anak kapal sebagai sandera, kali ini menuju Meksiko.
Tidak lama setelah itu, dia melompat keluar dari bagian belakang pesawat menggunakan parasut dengan memeluk uang tebusan dalam kondisi udara malam yang dingin membeku.
Kasus itu menerima banyak petunjuk, tapi semuanya tidak mendatangkan hasil apa pun yang positif. Tersangka hingga kini tidak pernah ditemukan dan identitasnya tetap menjadi misteri.
LA TIMES | NEWS.AU | YON DEMA