TEMPO.CO, Den Haag - Lima mahasiswa Indonesia menorehkan prestasi tertinggi di The European International Model of United Nations di Den Haag Belanda, Minggu 17 Juli 2016.
The European International Model of United Nations (TEIMUN) merupakan ajang kompetisi berskala internasional yang diselenggarakan untuk tingkat mahasiswa.
"TEIMUN ini merupakan salah satu Model of United Nations (model sidang PBB) tertua yang diselenggarakan di kawasan Eropa," kata Azis Nurwahyudi, Minister Counsellor Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Den Haag dalam rilis kepada Tempo, Selasa 19 Juli 2016.
Mereka yang meraih prestasi tertinggi tersebut adalah Anyssa Rizka, Kenneth Nicolas, Luther Lie, dan Alifa Starlika dari Universitas Indonesia. Serta Rayesha Hardono, mahasiswa Indonesia dari University of Groningen Belanda. Adapun Arman Raafi Seiff juga dari Universitas Indonesia menerima penghargaan sebagai honorable mention pada kegiatan tersebut.
TEIMUN tahun 2016 digelar pada 11-17 Juli 2016 di Den Haag dengan tema “Pushing Boundaries: Pursuing a new state of mind”. Dalam forum ini terdapat lomba debat dan diskusi dengan menggunakan model pembahasan pada sidang-sidang PBB, khususnya dalam menyelesaikan berbagai kasus resolusi antar bangsa, baik permasalahan bilateral maupun multilateral.
TEIMUN 2016 diikuti 200 orang peserta dari 51 negara dari lima benua. Terdapat tiga kategori juara yang dilombakan di TEIMUN 2016, yaitu: best delegate, most outstanding delegate, dan honorable mention. Lomba tersebut terbagi dalam tujuh dewan (councils), yaitu Historic Crisis Council , Human Rights Council, Security Council, General Assembly Council, North Atlantic Council, European Council, dan International Court of Justice.
Peserta TEIMUN 2016 dari Indonesia diwakili Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan STAN. Terdapat juga beberapa peserta mahasiswa Indonesia yang berlomba secara perorangan.
“MUN ini berbeda dengan MUN lain yang pernah saya ikuti, karena peserta TEIMUN ini banyak mahasiswa internasional dari banyak negara, dengan program eksekursi yang menarik, serta materi debat yang menantang,” kata Rayesha Hardono, salah satu penerima the Best Delegate.
Rayesha tidak menduga bakal menang, karenanya dia merasa sangat senang. “Tantangannya berat, materinya menantang dan up to date sehingga saya harus mempersiapkannya dengan baik," kata remaja yang akrab disapa Ray itu.
Keseluruhan prestasi yang diraih oleh para peserta dari Indonesia dalam TEIMUN 2016 yakni Arman Raafi Seiff dari UI: honorable mention untuk Historical Crisis Council; Anyssa Rizka (UI): Best delegate untuk Human Rights Council; Kenneth Nicolas dan Luther Lie (UI) Best delegate untuk Security Council; Alifa Starlika (UI): Best Delegate untuk General Assembly Council; dan Rayesha Hardono (peserta perorangan, mahasiswa Indonesia di University of Groningen, Belanda: Best Delegate untuk European Council.
Duta Besar RI untuk Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja menerima para peserta TEIMUN tersebut di Wisma Duta Wassenaar, Sabtu 16 Juli 2016. Pada kesempatan itu, Dubes Puja berbagi pengalaman saat penugasan sebagai seorang diplomat. Dubes berpesan agar para mahasiswa terus berprestasi mengharumkan nama Indonesia di berbagai forum internasional.
NATALIA SANTI