TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan konsultan Colliers International Indonesia mencatat penjualan lahan industri di kawasan Jakarta dan sekitarnya pada kuartal II/2016 tumbuh 49,7% menjadi 29,03 hektare dari kuartal sebelumnya sebesar 19,39 hektare. Pencapaian tersebut terutama ditopang oleh PT Bekasi Pajat Industrial Estate Tbk (BEST) yang telah berhasil menjual lahan sleuas 11,2 hektare hingga saat ini.
Adapun total penjualan lahan industri hingga akhir tahun 2015 sebesar 347,51 hektare, sehingga bila dihitung total penjualan lahan industri pada kuartal II/2016 baru mencapai 13,9% dari total penjualan lahan industri sepanjang 2015.
"Dengan begitu, untuk menyamakan jumlah yang sama dari transaksi tahun lalu pada semester kedua akan sangat menantang," tulis riset Colliers International Indonesia yang dikutip, Kamis (21 Juli 2016).
Sektor logistik masih memimpin tumbuhnya penjualan lahan industri. Kondisi ini sudah terjadi dua tahun belakangan, di mana tren pembelian lahan industri sektor logistik masih paling laris.
Rinciannya, sektor logistik memimpin dengan 48%, lalu otomotif 19%, farmasi 6%, pengecoran 4%, bahan kimia 4, plastik 4%, pengembang 2%, baja 2%, minyak dan gas 1%, pabrik 1%, pengemasan 1%, dan lain-lain 7%.
Sementara harga jual lahan di kuartal II tahun ini berbeda-beda sesuai dengan lokasinya. Lahan industri di Serang Banten mengalami kenaikan terutama setelah PT Modernland Realty Tbk (MDLN) menaikkan harga lahan. Namun, harga lahan di Serang tersebut masih di bawah harga rata-rata industri.
Lalu di Bekasi ada kawasan industri yang menaikkan harga karena kawasannya sangat stategis namun ada yang juga menurunkan harga untuk bisa mengejar penjualan di tengah kodnisi ekonomi yang lesu.
Adapun, harga rata-rata penjualan kawasan industri di Bekasi sebesar Rp2,4 juta-Rp3,5 juta per meter persegi (m2) tergantung dari beberapa spesifikasi seperti kualitas dan fasilitas kawasan tersebut dan penyewa. Harga tersebut merupakan harga tertinggi dibanding daerah lainnya.
Sementara, kawasan industri Karawang ditawarkan dengan mata uang US$, dengan harga US$170 – US$200. Hingga saat ini, hanya Karawang yang menawarkan penjualan lahan berdenominasi US$.