TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat laba bersih sebesar Rp 4,37 triliun pada akhir kuartal II 2016. Dengan demikian, laba bersih yang diperoleh BNI meningkat 79,9 persen dibandingkan periode yang sama pada 2015.
Direktur Utama PT BNI Achmad Baiquni mengatakan kenaikan laba bersih ini antara lain ditopang oleh kinerja fungsi intermediasi BNI yang tetap solid dalam menyalurkan kredit. "Di tengah kecenderungan menurunnya suku bunga, BNI tetap mendorong NIM di atas 6 persen” kata Achmad Baiquini dalam konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan BNI Kuartal II 2016 di Jakarta Wisma BNI 46, Jakarta, Jumat, 22 Juli 2016.
Keberhasilan ini, kata Achmad, didorong oleh kemampuan BNI dalam menurunkan Cost of Funds dari 3,2% pada Juni 2015 menjadi 3,1% pada Juni 2016. Sepanjang semester I 2016, Cost of Funds tetap mengalami perbaikan karena penurunan suku bunga dana deposito pada umumnya.
Selain itu, pendapatan bunga bersih meningkat berkat penyaluran kredit BNI. Pertumbuhan signifikan terjadi pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang termasuk ke dalam segmen Kredit Kecil BNI.
Penyaluran KUR pada Kuartal II 2016, meningkat Rp 7,3 triliun dan tumbuh sebesar 331 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi tersebut membuat komposisi KUR sebagai kredit yang mendapatkan penjaminan dari pemerintah meningkat sebesar 19,9 persen terhadap portofolio Kredit Kecil BNI.
"Pertumbuhan Kredit Kecil BNI ini merupakan upayakan optimalisasi outlet. Dengan meningkatkan channel distribution outlet yang diberikan kewenangan kredit sejak awal Semester 2 tahun 2015," kata Achmad Baiquni.
Tak hanya KUR, penyaluran kredit BNI sepanjang Semester I 2016 ke badan-badan usaha milik negara (BUMN) juga menunjukkan peningkatan. Kucuran kredit ke BUMN ini tumbuh 28,6persen year-on-year menjadi Rp 65,02 triliun. Selain itu, BNI juga mendorong pertumbuhan Kredit Menengah sebesar 34,6 persen menjadi Rp 58,33 triliun.
ATIKA NUSYA PUTERI | NN