TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mendukung keputusan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang akhirnya memilih jalur partai politik untuk maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Djarot menilai, Ahok sudah menentukan pilihan yang tepat. "Beliau kembali ke jalan yang benar," kata Djarot di Balai Kota, Kamis, 28 Juli 2016.
Menurut Djarot, partai politik merupakan infrastruktur yang paling penting dalam roda demokrasi di Indonesia. Dengan begitu, setiap warga negara yang baik sepatutnya menguatkan peran partai. "Tugas kita itu penguatan partai politik, bukan mengatakan bahwa jalur perseorangan tidak boleh," kata Djarot. Dia tidak mempermasalahkan pilihan Ahok terdahulu yang sempat bertahan untuk memilih jalur independen.
BACA: Ahok Pilih Jalur Partai, Ormas: Ahok Bukan Pemberani!
Djarot menegaskan, keputusan Ahok yang sebelumnya memilih jalur independen diambil lantaran adanya desakan dari kelompok relawan pendukungnya, Teman Ahok, yang telah dan mengumpulkan satu juta kartu tanda penduduk sebagai bentuk dukungan. "Boleh, boleh. Silakan enggak apa-apa. Ya, ketika beliau sudah memutuskan jalur partai politik, ya, bagus dong. Ya, kami dukung," tutur Djarot, yang juga politikus PDI Perjuangan.
Meski partai merupakan infrastruktur yang penting, Djarot menambahkan, bukan berarti jalur independen bukan pilihan terbaik. Namun, kata dia, bagi masyarakat yang sadar demokrasi sepatutnya memilih jalur partai untuk maju dalam pemilihan kepala daerah. Djarot mencontohkan pentingnya partai politik dalam pemilihan presiden. Tak mungkin pasangan yang ingin mencalonkan diri jadi presiden bisa maju lewat jalur perseorangan.
BACA: Jika Ahok Tak Terpilih Lagi, Ini Jalan yang Dipilih Heru
Sebabnya, kata Djarot, tidak mungkin mengumpulkan syarat dukungan perseorangan dari seluruh Indonesia. "Tidak mungkin nih dalam jalur perseorangan calon presiden bisa melalui jalur perseorangan, cari tanda tangan se-Indonesia, ya enggak?" kata dia. Menurut Djarot, dalam sistem demokrasi itu ada demokrasi perwakilan, demokrasi musyawarah-mufakat, demokrasi kolektivitas. Dan demokrasi individual perseorangan, kata Djarot, tidak diakui.
LARISSA HUDA
BACA JUGA
Pilih Jalur Partai, Habiburokhman Klaim Menang Lawan Ahok
Maju Lewat Parpol, Spanduk Tolak Ahok Bermunculan