TEMPO.CO, Bangkalan - Kemenangan empat mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Kabupaten Bangkalan, dengan meraih juara II kompetisi game internasional Imagine Cup di Seattle, Amerika Serikat, menyenangkan hati Dekan Fakultas Teknik UTM Rahmat. Namun kemenangan tersebut bukanlah kejutan baginya. "Ini kemenangan kedua mahasiswa kami di kejuaraan yang sama," kata Rahmat kepada Tempo, Jumat, 29 Juli 2016.
Kiprah mahasiswa UTM di Imagine Cup dimulai di Rusia pada 2013. Setelah menang di tingkat nasional, empat mahasiswa UTM, yakni Gholib, Tony, Miftah, dan Muslim, yang tergabung dalam Solite Studio, berhasil menjadi juara pertama lewat game Save The Hamster. Kemenangan ini istimewa karena baru pertama kali ikut dan langsung juara pertama dengan menyisihkan 79 negara peserta.
Menurut Rahmat, prestasi tersebut membuat kampus melakukan kaderisasi berkesinambungan. Tiap ada mahasiswa baru, selama semester pertama, mereka dilatih berbahasa inggris. Baru pada semester kedualah, mahasiswa “disortir”. Mereka yang punya kemampuan desain grafis direkrut menjadi warga laboratorium informatika.
Di lab itulah mahasiswa kembali disaring, yang punya kemampuan menonjol akan disatukan dalam satu tim untuk dilatih bekerja sama membuat game dengan bimbingan senior mereka dari Solite Studio.
Namun, Rahmat menambahkan, generasi kedua gagal menembus kompetisi internasional, pada 2014 dan 2015. Mereka hanya sampai pada tingkat nasional. Baru pada 2016 generasi ketiga yang tergabung dalam None Developher berhasil meraih juara II Imagine Cup di Seattle, Amerika Serikat.
"Kampus tidak cawe-cawe hadiahnya. Hadiahnya bisa mereka jadikan modal setelah lulus untuk berkarya di dunia game seperti para seniornya," kata dia.
Rahmat menambahkan, telah ada beberapa tim mahasiswa lain yang telah dipersiapkan untuk menjaga tradisi memenangi Imagine Cup dan kompetisi lain.
MUSTHOFA BISRI