TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan situasi tempat kerusuhan di Tanjungbalai, Medan, Sumatera Utara, kini sudah kondusif. Bentrokan di Tanjungbalai yang terjadi sekitar pukul 23.00 WIB, Jumat, 29 Juli, dapat pulih setelah tiga jam.
“Kondisi sudah dikelola dengan baik,” kata Syafruddin melalui sambungan telepon, Sabtu, 30 Juli 2016. Syafruddin diutus oleh Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian untuk turun langsung memantau kondisi di Tanjungbalai.
Selain di Tanjungbalai, kericuhan terjadi di Sinabung, Kabupaten Karo. Masyarakat menentang pembangunan relokasi. Menurut Syafruddin, Kepala Polda Sumatera Utara kini masih berada di Tanjungbalai, sedangkan Wakil Polda mengawasi Tanah Karo.
Baca Juga: Salah Paham, 7 Tempat Ibadah Terbakar di Tanjungbalai
Syafruddin mengatakan polisi memakai langkah komprehensif dalam mengamankan kejadian ini. “Tidak hanya polisi, masyarakat juga dilibatkan dalam mendamaikan diri,” ujarnya.
Syafruddin pernah menjadi Wakil Kepala Polda Sumatera Utara. Dia mengatakan masyarakat di sana sangat plural, baik agama, golongan, dan ras. “Masyarakatnya sangat toleran,” ucapnya.
Menurut Syafruddin, kerusuhan ini dipengaruhi oleh teknologi informasi yang begitu cepat. “Karena diawali dari pesan di media sosial, padahal isunya tidak benar.”
Simak Pula: Antisipasi Kerawanan, IPW: Pilih Kepala Polda Ahli Psikologis
Kini ada tujuh orang diperiksa polisi terkait dengan pembakaran barang-barang di 2 wihara dan 5 klenteng di Tanjungbalai. Kericuhan ini diduga karena masyarakat salah paham dengan perkataan seseorang dari etnis Cina.
Pesan lewat media sosial itu menyebutkan bahwa masjid tadi dilarang memperdengarkan azan. Pesan berantai itulah yang akhirnya menyulut kemarahan umat Islam di Tanjungbalai.
REZKI ALVIONITASARI