TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen bereaksi setelah penangkapan enam terduga teroris di Batam, Kepulauan Riau, oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI. Hen mengatakan pemerintah Singapura harus berasumsi bahwa mungkin lebih banyak plot untuk menyerang negara itu, seperti meluncurkan roket dari Pulau Batam ke target di Marina Bay, seperti yang direncanakan kelompok terduga teroris tersebut.
Hen mengatakan, sejak peristiwa serangan teroris 11 September di Amerika Serikat, Angkatan Bersenjata Singapura telah memberi perhatian lebih pada ancaman serangan udara. "Dan telah meningkatkan sistem pertahanan udara Singapura," kata Hen, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat, 5 Agustus 2016.
Detasemen Khusus 88 Antiteror sebelumnya menangkap kelompok yang menamakan diri Katibah Gigih Rahmat. "Kelompok ini dipimpin Gigih Rahmat Dewa," kata juru bicara Mabes Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar. Gigih Rahmat mengatakan akan menyerang Marina Bay dengan roket dari Pulau Batam.
Dalam sebuah tulisan yang diunggah di Facebook, Hen mengatakan Singapura harus berasumsi bahwa ada lebih dari satu plot dari sel teror lain untuk mencari cara dan amunisi menembus pertahanan Singapura.
Hen mengatakan penangkapan terduga teroris itu memperlihatkan betapa pentingnya usaha Singapura dan alasan mereka harus mempertahankan negeri itu. Terorisme, kata Hen, adalah masalah global dan tak ada negara yang kebal terhadap tindakan itu. "Kita harus tetap waspada dan terus meningkatkan sistem pertahanan kita. Yang paling penting, kita harus tetap bersatu untuk melindungi apa yang utama dari negeri pulau ini," ucapnya.
DANANG FIRMANTO