TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan meskipun kondisi perekonomian dunia masih belum membaik atau melambat, perekonomian Indonesia sudah mulai stabil dan membaik. Indikator membaiknya perekonomian Indonesia adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan angka inflasi yang rendah serta terjaga.
"Kami optimistis kalau terus begini, inflasi di 2016 akan dijaga di bawah 4 persen," kata Agus di kompleks Bank Indonesia, Thamrin, Jakarta, Senin, 8 Agustus 2016.
Agus melanjutkan, defisit transaksi berjalan (juga terus menurun ditopang dengan neraca perdagangan yang mulai kembali surplus). Hal ini membuat perekonomian Indonesia secara fundamental membaik.
Terlebih, kata Agus, sentimen positif juga didukung oleh dua kebijakan pemerintah, yaitu program pengampunan pajak atau tax amnesty dan penyesuaian anggaran belanja di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.
Dampak dari dua kebijakan tersebut, menurut Agus, adalah mulai bergeraknya aliran dana modal masuk ke dalam negeri. Tingkat confidence atau keyakinan pasar kepada Indonesia juga membaik.
"Penyesuaian anggaran ini menunjukkan Indonesia mengupayakan sehat secara fiskal dan moneter," kata Agus.
Pemerintah telah mengumumkan akan menurunkan pengeluaran sekitar Rp 133 triliun, sehingga defisit anggaran menjadi 2,5 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rinciannya memutuskan untuk memangkas anggaran belanja kementerian atau lembaga sebesar Rp 65 triliun dan dana transfer daerah sebanyak Rp 68,8 triliun.
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sebelumnya telah menyepakati target defisit dalam APBN-P 2016 sebesar Rp 296,7 triliun atau 2,35 persen dari PDB.
GHOIDA RAHMAH