TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia ke lempeng Eurasia menyebabkan gempa di Pulau Sumba yang bersumber di daratan. Gempa pada Sabtu dinihari tersebut berkekuatan magnitudo 5,3 dari kedalaman 55 kilometer. Guncangannya terasa kuat oleh warga sekitar pukul 01.20 WIB.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daryono menyebutkan intensitas gempa berskala II versi BMKG atau kisaran IV-V skala MMI. Pusat gempa terletak pada koordinat 9,75 derajat Lintang Selatan dan 119,91 derajat Bujur Timur, tepatnya di darat pada jarak 25 kilometer arah barat daya Kota Waingapu.
Pusat gempa, menurut Daryono, berada di zona transisi Megathrust-Benioff di kedalaman 55 kilometer. Hasil analisis mekanisme sumber gempa menunjukkan gempa di Pulau Sumba tersebut dibangkitkan oleh penyesaran oblique turun.
Jenis tersebut merupakan kombinasi pergerakan penyesaran mendatar dan turun. "Hal ini sesuai dengan kondisi slab lempeng yang sudah mendekati kedalaman menengah sehingga, selain bekerja gaya dorong, bekerja gaya tarikan ke bawah," kata Daryono dalam keterangan tertulis, Sabtu, 13 Agustus 2016.
Catatan sejarah mencatat, di zona gempa Sumba sebelumnya, pada 19 Agustus 1977 , pernah terjadi lindu kuat berkekuatan magnitudo 8,3, yang berpusat di luar zona subduksi di sebelah barat daya Pulau Sumba. Gempa tersebut memicu tsunami dan menyebabkan sekitar 200 orang tewas dan hilang di Pantai Lunyuk Sumbawa.
ANWAR SISWADI