TEMPO.CO, Jakarta - Samsung menghadirkan teknologi pemindai iris mata di ponsel pintar terbarunya, Galaxy Note 7. Beberapa orang mempertanyakan keamanan dan keselamatan penggunaan pemindai iris mata pada Galaxy Note 7.
Pertanyaan yang sering muncul, apakah penggunaan yang berulang-ulang tak akan merusak mata secara permanen? Pertanyaan itu muncul karena digunakannya sinar inframerah.
Biasanya, sinar yang terlalu terang membuat pupil mata mengecil agar jumlah sinar yang masuk ke retina berkurang. Nah, cahaya yang dipancarkan sinar inframerah pada Galaxy Note 7 tak terlihat, sehingga mata tak memberi reaksi apa pun ketika sinar ditembakkan yang membuatnya mudah dibaca.
Meski begitu, tak ada yang 100 persen benar-benar yakin bahwa penggunaan pemindai iris mata pada Galaxy Note 7 terlalu sering tidak akan mengganggu penglihatan. Perlu ada penelitian serius untuk memberi kepastian jawaban tersebut.
Samsung sendiri mengeluarkan peringatan agar para pengguna tidak memegang ponsel terlalu dekat ketika fitur pemindai iris mata dijalankan. “Iris scanner adalah teknologi keamanan paling aman saat ini,” ucap Koh Dong-jin, Presiden Samsung Mobile.
Salah satu fungsi pemindai iris mata adalah pengaman ponsel. Namun pertanyaannya, apakah benar pemindai mata diperlukan untuk mengamankan ponsel dari tangan jail? Sebab, fitur pengaman ponsel sudah banyak tersedia, salah satunya pembaca sidik jari atau fingerprint.
Fingerprint sudah terbukti cepat, tepercaya, aman, dan cukup murah untuk ditanamkan pada ponsel dengan harga kurang dari Rp 2 juta. Lantas mengapa pemindai iris mata harus ada? Jawabannya, karena fitur ini lebih aman dan akurat selain lebih dapat dipercaya.
Salah satu kekurangan fingerprint adalah mudah dibobol dan diakali. Sebab, sidik jari seseorang bertebaran di mana saja dan dapat “direkam” dengan mudah berkat teknik tertentu. Selain itu, air dan kotoran dapat menghambat pembacaan sidik jari, sehingga fitur fingerprints reader tak berfungsi.
Sebaliknya, menduplikasi iris mata seseorang dengan akurat bisa dibilang sangat sulit. Malah untuk mendapatkannya tanpa orang itu sadar hampir mustahil. Dan lantaran mata selalu bersih dan relatif terjaga, membaca iris mata jauh lebih mudah bagi alat pemindai.
FIRMAN A.