TEMPO.CO, Jakarta - Menurut analisis pasar yang dirilis Acuity Market Intelligence pekan ini, inovasi teknologi keamanan pada ponsel pintar semakin canggih. Apalagi, pada era digital ini, pembayaran dengan menggunakan ponsel pintar makin luas pemakaiannya. Pengenalan identitas pengguna menjadi suatu keharusan.
Acuity menyatakan 750 juta ponsel pintar yang dilengkapi fitur biometrik digunakan saat ini. Angka itu merepresentasikan 30 persen dari jumlah ponsel pintar di dunia. Acuity memproyeksikan pasar ini akan tumbuh 100 persen dari 2 miliar ponsel pintar yang dijual pada 2018.
Lebih dari 800 miliar transaksi dengan biometrik akan dilakukan lewat ponsel pintar pada 2020. Nilainya mencapai US$ 7 miliar per tahun. Acuity juga memperkirakan 650 juta atau 80 persen dari paspor di dunia akan menggunakan e-passport yang dilengkapi dengan cip RFID biometrik pada 2020.
Identifikasi melalui biometrik diyakini bakal melejit. Biometrik adalah metode mengenali seseorang berdasarkan ciri fisik, karakter, dan perilaku. Biasanya, ciri khas yang dijadikan indikator untuk mengenali seseorang adalah wajah, sidik jari, pola tangan, tulisan, iris, retina, suara, atau pembuluh darah.
“Pemakaian perangkat yang dilengkapi dengan identifikasi biometrik untuk konsumen, perusahaan, atau layanan umum tidak bisa dihindari lagi,” ucap Maxine Most, Kepala Acuity Market Intelligence. “Semua ini lantaran makin banyaknya otorisasi transaksi yang memanfaatkan data biometrik.”
Most selanjutnya menuturkan semua itu telah mentransformasi cara pembayaran e-commerce dan m-commerce, baik secara online maupun offline. “Begitu juga akses kontrol terhadap keamanan di rumah, perbatasan, Internet of Things, dan kartu penduduk,” ujar Most.
FIRMAN