TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menilai target pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 5,3 persen yang dicanangkan pemerintah sebagai target yang konservatif dan realistis.
"Saya merasa itu pilihan yang realistis, cukup konservatif dan mempertimbangkan kondisi dunia," ujar Agus kepada Tempo seusai upacara peringatan hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-71 di kompleks BI, Thamrin, Jakarta, Rabu, 17 Agustus 2016. Target pertumbuhan ekonomi 2017 tersebut naik tipis dari target tahun ini sebesar 5,2 persen.
Menurut Agus, pertimbangan utama dari penetapan target pertumbuhan ekonomi itu adalah kondisi perekonomian dunia yang belum membaik atau pulih benar. Bahkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada semester kedau 2016 pun telah dikoreksi menurun.
Baca Juga: RAPBN 2017, Sri Mulyani: PNBP per Kementerian Harus Digenjot
Menurut Agus, target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3 persen pada tahun depan sudah terhitung tinggi. "Karena kita tahu kondisi di negara-negara maju. Bahkan mereka berusaha mengejar pertumbuhan ekonomi dengan mengeluarkan kebijakan moneter tingkat bunga minus."
Sentimen dunia yang paling hangat dan perlu diwaspadai, ucap Agus, adalah dampak keputusan Inggris Raya keluar Uni Eropa (Britain Exit) beberapa waktu lalu. "Sejak Inggris keluar Uni Eropa, dalam dua tahun ke depan masih akan banyak ketidakpastian," tuturnya.
Simak: Biar Harga Gula di DKI Murah, Ahok Beli Mesin Pengolah Gula
Kemarin, Presiden Joko Widodo membacakan asumsi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 di rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat.
Presiden mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2017 diperkirakan mencapai 5,3 persen. "Prospek perekonomian global diperkirakan akan membaik," ujar Jokowi di ruang rapat paripurna, Jakarta, Selasa kemarin.
GHOIDA RAHMAH