TEMPO.CO, Jakarta - Bank Mandiri menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap I dengan target indikatif Rp 5 triliun. Penerbitan instrumen investasi ini juga dimaksudkan untuk memanfaatkan momentum repatriasi hasil program tax amnesty atau pengampunan pajak yang dilakukan pemerintah.
"Ini masih momentum dan masih ada yang terkait dengan tax amnesty, karena sampai akhir Maret 2017 untuk tahap ketiga," ujar Direktur Finance & Treasury Bank Mandiri Pahala N Mansury, dalam konferensi pers, di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2016.
Secara keseluruhan, rencana penerbitan obligasi berkelanjutan I adalah sebesar Rp14 triliun yang akan dilakukan dalam periode 2016-2018 mendatang. "Mudah-mudahan kalau semuanya lancar kita lakukan penerbitan yang keduanya di triwulan I 2017," kata Pahala.
Adapun Obligasi Berkelanjutan I Tahap I ini akan diterbitkan dalam tiga seri, yakni Seri A dengan tenor 5 tahun dengan kisaran kupon 7,75-8,25 persen, Seri B dengan tenor 7 tahun dengan kisaran kupon 8,15-8,65 persen dan seri C bertenor 10 tahun dengan kisaran kupon 8,40-8,90 persen.
Pahala mengatakan investasi obligasi ini menarik untuk investor karena seiring dengan tren tingkat suku bunga yang menurun. "Yieldnya pun lebih baik dibanding obligasi milik pemerintah. Misal seri C, sekitar 140 basis poin dibanding milik pemerintah," katanya.
Penawaran awal Obligasi Berkelanjutan I tahap I ini akan dimulai pada 24 Agustus hingga 7 September mendatang. Kemudian, penawaran umum diperkirakan pada 23-27 September, dan tanggal efektif diperkirakan pada 21 September. Sedangkan, penjatahan direncanakan pada 28 September.
Bank Mandiri pun menunjuk empat perusahaan penjamin emisi, yaitu Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, Bahana Securities dan Trimegah Sekuritas Indonesia.
Pahala berujar penerbitan obligasi ini juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pendanaan dalam mendukung ketersediaan infrastruktur nasional. "Kita juga ingin ekspansi kredit, khususnya di sektor infrastruktur," ucapnya.
Penerbitan obligasi dengan tenor panjang ini kata Pahala dapat memberikan pembiayaan jangka panjang, yaitu 5-10 tahun, khususnya untuk sektor infrastruktur dan perumahan.
GHOIDA RAHMAH