Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengamat: DKI Tak Becus Tangani Banjir, Apa Jawaban Ahok?  

image-gnews
Sejumlah mobil terendam banjir di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, 27 Agustus 2016. Hujan yang mengguyur Jakarta pada Sabtu malam kemarin menyebabkan banjir di Jalan Kemang Raya, dengan ketinggian 60-70 sentimeter. Istimewa
Sejumlah mobil terendam banjir di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, 27 Agustus 2016. Hujan yang mengguyur Jakarta pada Sabtu malam kemarin menyebabkan banjir di Jalan Kemang Raya, dengan ketinggian 60-70 sentimeter. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nirwono Joga mengatakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok harus meminta maaf kepada ribuan warga di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, yang terkena dampak dari bencana banjir.

"Seharusnya Gubernur Ahok dengan rendah hati meminta maaf dan mengakui atas ketidakmampuannya menangani banjir dan ia memerlukan bantuan warga Jakarta," kata pengamat tata kota yang menggagas Peta Hijau Jakarta, Minggu, 28 Agustus 2016.

Nirwono menilai pekerjaan penanganan banjir oleh pemerintah Jakarta belum tuntas. "Apalagi jika dikaitkan dengan normalisasi Kali Ciliwung dan relokasi warga Bukit Duri. Tak perlu menyalahkan bawahannya karena tidak becus menangani banjir,” ujarnya.

Baca: Cerita Ahok Soal Jokowi dan Lahan 2 Hektare di Kemang

Menurut Nirwono, seharusnya Ahok bersedia mendengar masukan masyarakat, akademisi, penggiat lingkungan. Dimana masukan itu dijabarkan dalam revisi RTRW dan RDTR diikuti dengan penganggaran yang jelas dalam RAPBD 2017.

Sepertimembuat program dan kegiatan nyata yang langsung berhubungan dengan penanganan banjir. "Terutama di kawasan yang kemarin paling terdampak banjir,” tutur lulusan Department of Landscape Architecture, Institute of Technology.

Jebolnya Kali Krukut di lima titik pada Sabtu malam, 27 Agustus 2016  berdampak pada 31.662 jiwa di 15 kelurahan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Selama sepuluh jam, air menggenangi wilayah tersebut sedalam minimal 50 sentimeter.

Baca: Tak Bisa Gusur Rumah di Kali Krukut, Ahok Akan Beli Tanahnya

Pada Februari 2015, banjir setinggi sekitar setengah meter juga merendam kawasan Kemang yang didominasi perumahan elite itu. Menurut Nirwono, seharusnya Pemerintah Jakarta membuat road map rencana induk menangani banjir.

Penanganan itu termasuk di dalamnya program naturalisasi 13 sungai yang masuk di wilayah Jakarta. Di wilayah Kemang, Kali Krukut  mulai menyempit dan banyak bangunan berdiri dengan mengambil badan kali.

"Sampai pengembang swasta membangun di bantaran kali, itu kalau dibenahi secara konsisten, seharusnya ada penurunan intensitas banjir,” ucap Nirwono. Ia menilai proyek revitalisasi 44 waduk dan 14 situ yang pernah digagas Gubernur Joko Widodo tidak dilanjutkan.

Baca: Banjir Kemang, Ahok: Solusinya Satu, Normalisasi Kali Krukut

Baru Waduk Pluit dan Ria-Rio yang dikerjakan, sedangkan sisanya terbengkelai. Nirwono meminta Pemerintah DKI Jakarta untuk berfokus menangani banjir, yakni melakukan rehabilitasi seluruh saluran air.

Baik dalam skala mikro, meso, ataupun makro, agar saluran-saluran tersebut terhubung dengan lancar dan tidak tersumbat alirannya.

Dari pada membangun RPTRA, lebih baik diperbanyak membangun ruang terbuka hijau, agar terdapat daerah resapan air untuk menyerap aliran air. Terlebih di wilayah Kemang, banyak sekali bangunan rumah, kantor, atau fasilitas umum lain yang secara keseluruhan banyak dibangun lahan beton.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Sandiaga ke Rumah Susun, Ahok Akan Tetap Gusur Bukit Duri

Padahal kalau digunakan sebagai resapan air, ruang terbuka hijau itu bisa mengurangi banjir. Di Kemang yang wilayahnya cekung, semua lahan diperkeras, katanya, masing-masing kavling nol persen resapannya.

Kepala Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengaku kaget atas jebolnya Kali Krukut di lima titik. Menurut dia, seharusnya ada area sempadan selebar 20 meter sebagai ruang terbuka hijau di setiap bantaran sungai. ”Saya heran kenapa mereka ada sertifikat membangun di sana,” katanya, Minggu, 28 Agustus 2016.

Keheranan yang sama disampaikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kepada wartawan yang mewawancarai di Gedung Manggala Wanabakti, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Baca: Banjir Kemang, Jakarta Butuh 75 Ribu Resapan Air

"Banyak warga yang membangun bangunan di badan Kali Krukut," kata Ahok, Minggu, 28 Agustus 2016. Menurut Ahok, mereka memiliki sertifikat hak milik. Ahok mengklaim tidak mengetahui bagaimana warga bisa mendapatkan sertifikat tersebut.

Teguh menjelaskan, ia telah menginstruksikan pembongkaran bangunan-bangunan itu. Normalisasi Kali Krukut harus menjadi prioritas. Tapi dia juga mengungkapkan, "Sertifikat membangun mereka itu ada kajian-kajian, susah berdebat secara ilmiah. Ya sudah, kami beli saja lahan dan bangunannya."

Pemerintah DKI Jakarta telah memetakan sejumlah area yang akan terkena dampak normalisasi Kali Krukut tersebut. Setidaknya ada 2.594 bidang tanah yang dihuni sekitar 5.000 keluarga di tujuh kelurahan.

Baca: Pengamat: Banjir Kemang Akibat Pelanggaran Tata Ruang

"Kami sedang mengkaji apakah mereka berhak mendapatkan ganti rugi karena mendirikan bangunan di pinggir kali," kata Asisten Pembangunan Kota Jakarta Selatan Freddy Setiawan.

Saat ini lebar Kali Krukut terukur 5-7 meter dari seharusnya 18-20 meter. Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Lolly Martina Martief, mengatakan pelebaran kali baru akan dimulai bila Pemerintah Kota Jakarta Selatan telah membebaskan lahan.

AVIT HIDAYAT | DESTRIANITA KUSUMASTUTI

Baca Juga
Barang Aa Gatot Disita, dari Vibrator hingga Pistol
Heboh Pemain Brasil Berpaspor WNI di UEA, Ini Kata Imigrasi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

1 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 24 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.


Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

2 hari lalu

Jakarta Banjir, Heru Budi Minta Maaf: Mohon Dimaklumi
Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.


Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

2 hari lalu

Terdakwa kasus tindak pidana penodaan agama Panji Gumilang (tengah kemeja kuning) saat hendak meninggalkan ruang persidangan di Pengadilan Negeri Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 20 Maret 2024. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.


Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

3 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos banjir yang merendam kawasan Daan Mogot, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Intensitas hujan yang tinggi membuat banjir setinggi 10-30 cm yang merendam di kawasan tersebut. TEMPO/Fajar Januarta
Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.


Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

13 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan dan menghambat aktivitas warga yang hendak pergi kerja. TEMPO/Tony Hartawan
Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

BPBD DKI Jakarta memperingatkan perihal peningkatan status siaga genangan akibat hujan lebat di beberapa wilayah.


81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

16 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memotong tumpeng bersama istrinya, Wury Estu Handayani saat mengadakan tasyakuran hari ulang tahunnya di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta, 11 Maret 2020. Ma'ruf Amin hari ini berulang tahun yang ke-77. TEMPO/Friski Riana
81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.


Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

20 hari lalu

Ilustrasi KJMU. Istimewa
Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?


Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

21 hari lalu

Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Relawan Ahokers resmi mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. ANTARA/Aprillio Akbar
Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?


69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

21 hari lalu

Wakil Gubernur Deddy Mizwar memeriksa barisan saat upacara Resimen Mahasiswa Mahawarman di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 11 Januari 2017. TEMPO/Prima Mulia
69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.


Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

23 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan. TEMPO/Tony Hartawan
Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

Berikut wilayah terdampak banjir Jakarta dan dugaan faktor penyebabnya.