TEMPO.CO, Jakarta - Bank Mandiri mencatat pertumbuhan penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR) hingga 8,1 persen pada kuartal II tahun ini. Bank Mandiri telah menyalurkan KPR sebesar Rp 32,2 triliun, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 29,8 triliun.
Direktur Retail Banking Bank Mandiri Tardi menuturkan perseroan tetap optimistis dengan pertumbuhan bisnis pada sektor KPR, meskipun persaingan di antara pelaku pasar ini semakin ketat.
Tardi melanjutkan, pihaknya bisa mencapai pertumbuhan bisnis KPR pada level yang cukup baik, yaitu di atas rata-rata pertumbuhan pasar, yang berada pada kisaran 5 persen. "Ini kami jadikan salah satu lokomotif pertumbuhan Bank Mandiri," ujarnya di sela acara Mandiri Property Seminar di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin, 29 Agustus 2016.
Tardi berujar, rasio kredit macet (NPL) untuk pembiayaan KPR juga relatif terjaga baik pada kisaran 2 persen. "Segmen ini risikonya relatif manageable, ada perubahan apa pun stabil. Jadi kami sangat percaya diri di segmen ini."
Selain itu, Tardi mengapresiasi adanya perkembangan yang positif dari sisi regulasi. Salah satunya dengan akan diimplementasikannya kebijakan pembiayaan KPR dan program pengampunan pajak atau tax amnesty oleh pemerintah. "Kami berharap penyaluran KPR kami dapat tumbuh secara signifikan tahun ini,” katanya.
Bank Mandiri menargetkan pencapaian pertumbuhan KPR di atas rata-rata pasar ini bisa dijaga hingga akhir tahun. "Kami akan masuk dua-duanya ya, secondary market dan priority market."
GHOIDA RAHMAH