TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) membuka tender dua proyek pembangkit listrik milik swasta (Independent Power Producer/ IPP) yang masuk dalam program penyediaan listrik 35 ribu megawatt. Dua proyek itu adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Kalimantan Barat-2 dengan kapasitas 2 x 100 MW dan pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG/PLTGU) Peaker Jawa-Bali 4 berkapasitas 450 MW.
Manager Senior Public Relations PLN Agung Murdif mengatakan proyek ini akan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak sekaligus akan memperkuat keandalan sistem kelistrikan di Kalimantan dan Jawa-Bali. Pembangunan dua pembangkit ini pun diklaim sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk diversifikasi energi, dengan mengoptimalkan pemakaian batu bara dan gas.
Untuk itu, PLN membuka tender dengan seleksi yang lebih kompetitif. "Kami harapkan bisa mendapat pemenang tender yang benar-benar berkualitas,” kata Agung, Selasa, 30 Agustus 2016.
Pendaftaran pra-kualifikasi dan pengambilan dokumen dibuka mulai 30 Agustus hingga 13 September 2016. Para peserta tender akan melewati proses seleksi berdasarkan kualifikasi yang didasari pada kategori tertentu. Dokumen tersebut bisa diunduh pada link ini.
Peserta tender terpilih pada setiap lokasi proyek akan mengembangkan, mendanai, membangun, dan mengoperasikan proyek dengan skema build-own-operate-transfer (BOOT) selama 25 tahun untuk PLTU dan 20 tahun untuk PLTMG/PLTGU. Pemenang tender juga membangun jalur transmisi beserta fasilitasnya yang akan dialihkan kepada PLN sebagai fasilitas khusus.
Untuk mendorong tingkat komponen dalam negeri (TKDN), pemenang tender terpilih akan menggunakan produk boiler, Balance of Plant, transformer, kabel, kubikel, dan baja yang disusun, diproduksi, dan dirakit oleh produsen berpengalaman di Indonesia. Khusus untuk Balance of Plant (BOP), beberapa peralatan harus diproduksi dan dirakit oleh badan usaha milik negara, seperti PT PAL Indonesia (Persero), PT Boma Bisma Indra (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), dan PT Pindad (Persero).
INGE KLARA SAFITRI