TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2016 mencapai 4,9 hingga 5,3 persen. Menurut dia, hitungan tersebut berdasarkan perkembangan perekonomian pada semester I dan kebijakan pemangkasan anggaran yang dilakukan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan 2016.
"Pada Juni dan Juli, terdapat koreksi pertumbuhan ekonomi dunia dan berdampak ke Indonesia," kata Agus dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2016.
Menurut Agus, pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah daripada perkiraan sebelumnya, yakni 5-5,4 persen. Namun, kata dia, proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut masih sejalan dengan target pemerintah sebesar 5,2 persen.
Agus mengatakan, pada kuartal II 2016, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat menjadi 5,18 persen dari kuartal sebelumnya sebesar 4,91 persen. Menurut dia, peningkatan tersebut didorong oleh permintaan domestik, terutama konsumsi dan investasi serta konsumsi rumah tangga.
Selain itu, stimulus fiskal dan pelonggaran kebijakan moneter mendorong pertumbuhan ekonomi. "Namun perbaikan perekonomian belum rata, baik secara spasial maupun sektoral. Peningkatan pertumbuhan fokus di Jawa dan Sumatera. Secara sektoral, pertumbuhan ditopang sektor jasa keuangan dan pertanian," katanya.
Pada semester II tahun ini, Agus memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih akan terjaga. Menurut dia, hal itu didukung pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial serta percepatan implementasi paket kebijakan pemerintah. Namun perkembangan perekonomian setelah Brexit (Britain Exit) dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
ANGELINA ANJAR SAWITRI