TEMPO.CO, Tangerang - Banjir mengancam puluhan kecamatan di Kabupaten Tangerang karena tiga sungai besar yang melalui daerah rawan banjir itu hingga kini belum ditanggul.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Slamet Budi mengatakan pendangkalan dan penyempitan sungai yang parah semakin memperparah kondisi sungai di Kabupaten Tangerang saat ini. "Banjir selalu mengancam," ucapnya kepada Tempo, Ahad, 4 September 2016
Slamet berujar, kondisi sungai di Kabupaten Tangerang sangat berbeda dengan di daerah aliran sungai di wilayah Jabodetabek lain. "Contohnya Kota Tangerang. Hampir semua bibir sungainya sudah ditanggul. Tapi, ketika masuk wilayah Kabupaten Tangerang, sungainya belum ditanggul," tuturnya.
Kabupaten Tangerang dilalui tiga sungai besar, yaitu Sungai Cisadane sepanjang 30 kilometer yang melintasi Kecamatan Sepatan, Pakuaji, Mauk, dan Teluk Naga; Sungai Cidurian yang melintasi Kecamatan Kresek, Kronjo, dan Gunung Kaler; serta Sungai Cimanceri yang melintasi Kecamatan Balaraja, Sukamulya, dan Tigaraksa.
"Semua kecamatan yang dilalui rawan banjir dan memang menjadi titik banjir di Kabupaten Tangerang," ucap Sekretaris Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Iwan Firmansyah.
Iwan mengatakan pendangkalan dan penyempitan yang parah pada tiga sungai besar itu sangat berdampak pada aliran air di anak sungai dan saluran irigasi di wilayah itu. "Air sungai gampang meluap," ujarnya.
Iwan menyatakan seratus persen bibir sungai besar yang ada di Kabupaten Tangerang saat ini belum ada yang ditanggul. Tarik-ulur kewenangan, tutur dia, merupakan salah satu faktor penyebab belum tertatanya sungai di Kabupaten Tangerang. "Padahal kami sudah lama dan sering melaporkan masalah ini kepada pemerintah pusat," katanya.
JONIANSYAH HARDJONO