TEMPO.CO, Jakarta - Pasca digusur pada 1 September 2016 lalu, masih banyak warga Rawajati Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan yang belum bersedia pindah ke rumah susun (rusun). Sampai hari ini, baru 11 KK yang mendaftar dan mendapat kunci rusun.
Lurah Rawajati Rudi Budianto mengatakan warga yang mendaftar itu sudah seluruhnya pindah ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Marunda. "Sudah kami bantu pindah," katanya Ahad 11 September 2016.
Rudi mengatakan rusunawa yang terletak di Kecamatan Cilincing Jakarta utara itu masih menyediakan puluhan unit tempat tinggal untuk warga Rawajati. "Warga tinggal mendaftar ke kelurahan," katanya.
Namun, Rudi mengakui masih banyak warga yang tak mau pindah ke rusunawa karena alasan jaraknya yang jauh. Dari sekitar 60 KK, baru 11 KK yang mendaftar.
Baca Juga: Ratna Sarumpaet: Korban Penggusuran Rawajati Alami Trauma
Menurut Rudi, banyak warga yang memilih untuk mengontrak di tempat tinggal yang lama. "Ada juga yang pulang kampung atau ke rumah keluarganya."
Rudi menambahkan masih ada juga warga yang memilih mendirikan tenda di trotoar sebelah Kalibata City. "Ada sekitar 5 tenda. Kami akan rapatkan untuk ditindaklanjuti, karena keberadaan mereka mengganggu aktivitas masyarakat," ucapnya.
Meski Rusunawa Marunda jaraknya cukup jauh dari Rawajati, Rudi memastikan warga akan mendapat fasilitas yang memadai. Transportasi menuju rusun sudah disediakan oleh Transjakarta dan urusan kepindahan sekolah anak-anak akan dibantu oleh Dinas Pendidikan. Disediakan juga kios di Pasar Tebet Barat bagi warga. Itu pilihan yang lebih baik dibandingkan tinggal ditenda.
Simak: Panti Asuhan Rawajati Digusur, Ahok Siap Tampung Anak Yatim
Sementara itu, lahan bekas tempat tinggal dan usaha warga Rawajati itu kini mulai digarap. Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan mulai melakukan penghijauan "Karena ini jalur hijau, maka akan kami kembalikan fungsinya," kata Kepala Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan Muhammad Iqbal. Dia menyediakan pohon-pohon yang siap tanam.
Tanah untuk mengurug dan menanam jalur hijau di pinggir rel kereta Kalibata itu berasal dari TPU Tanah Kusir. "Ada yang dari hasil bongkar makam fiktif juga," ujar Rudi.
Pemerintah Kota Jakarta Selatan menggusur permukiman warga Rawajati yang dihuni sebanyak 60 kepala keluarga dan 160 jiwa menggunakan dua alat berat jenis backhoe. Di tengah penggusuran, warga Rawajati sempat mengemas barang-barang milik mereka dan menyimpannya di bahu jalan.
Sejak 2015, Pemerintah Kota Jakarta Selatan telah mengeluarkan surat peringatan kepada warga Rawajati RT 09 RW 04 untuk mengosongkan rumah mereka. Permukiman yang digusur merupakan ruang terbuka hijau.
NINIS CHAIRUNNISA