TEMPO.CO, Kediri - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa siap memfasilitasi kebutuhan rumah baru bagi warga Kabupaten Garut yang menjadi korban banjir. Melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, kata dia, pemerintah akan membangun rumah di tempat aman bagi korban bencana yang kehilangan tempat tinggal.
Khofifah menuturkan relokasi warga di daerah bencana merupakan keinginan para korban sendiri. Mereka mau dipindahkan ke tempat yang lebih aman dan jauh dari risiko banjir. “Saya tanya sendiri dan mereka bilang ingin pindah,” kata Khofifah di Kediri, Jumat, 23 September 2016.
Menurut dia, 382 rumah di Garut terendam air. Sedangkan di Kabupaten Sumedang, empat rumah mengalami nasib serupa. Meski hanya empat rumah yang terendam, tapi 188 penduduk diungsikan di gedung olahraga Kabupaten Sumedang. "Pemerintah tengah mempersiapkan lokasi yang jauh dari ancaman bencana," katanya.
Khofifah mengimbuhkan seluruh penduduk yang terdampak akan mendapatkan jatah rumah baru dari pemerintah. Relokasi akan dilakukan pemerintah daerah sebagai penyedia lahan, sedangkan pembangunan rumahnya menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum. “Kemensos akan menanggung isi rumahnya,” kata Khofifah.
Namun, Khofifah tak menjelaskan rinci lokasi pendirian rumah baru dengan alasan menunggu sikap pemerintah daerah dalam penyediaan lahannya. Demikian pula soal besaran anggaran dan apa saja yang akan disediakan kementeriannya dalam rumah itu Khofifah tak menyebutkan. Dia hanya memastikan seluruh warga yang terdampak bencana di Garut dan Sumedang akan dipindahkan ke tempat aman.
Baca:
BNPB: Banjir di Garut Kali Ini Terbesar yang Pernah Terjadi
Kapolri Janji Selidiki Penyebab Banjir Garut
Banjir bandang melanda wilayah Garut pada Senin malam, 19 September 2016, akibat hujan dengan intensitas tinggi di daerah hulu. Banjir bandang terlebih dulu melanda Desa Mulya Sari, Kecamatan Bayongbong, dan berlanjut ke Kecamatan Tarongong Kidul, Garut Kota, hingga Cibatu.
Daerah paling parah terlanda banjir bandang adalah Desa Haurpanggung, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul; serta Kelurahan Sukamentri dan Kelurahan Paminggit di Kecamatan Garut Kota.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, sebelas gedung sekolah mengalami kerusakan.
“Kegiatan sekolah pada hari pertama pascabencana diliburkan, sedangkan pada hari kedua dilakukan pemanfaatan gedung secara bersama-sama,” kata Sutopo, Kamis kemarin.
HARI TRI WASONO